Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
SOSOK ibu tangguh dari anak berkebutuhan juga hadir di sosok Ni Komang Warsiki. Dua dari tiga anaknya penyandang disabilitas.
Anak pertama Ni Komang ialah Putu Agus Setiawan yang sejak usia delapa tahun mengalami kelumpuhan. Sementara itu, Kadek Windari atau biasa disapa Winda menderita kaki lumpuh yang tak diketahui penyebabnya. Beban hidup keluarga Ni Komang boleh dibilang terasa lebih berat ketika sang suami meninggal dunia pada 2014 karena tumor ginjal dan lever.
Untuk menyambung hidup, Ni Komang bekerja sebagai tukang pijat. Atas jerih payah itu pula Agus dan Winda kini telah berhasil membuatnya bangga karena dapat melahirkan sejumlah karya.
Agus tumbuh menjadi seorang penulis buku, sementara Winda memiliki keterampilan di seni lukis. Bukan hanya menjadi seorang ibu, Ni Komang juga telah berhasil mewujudkan tekadnya sebagai guru bagi sang anak yang tidak punya kesempatan mengenyam pendidikan formal karena keterbatasan ekonomi.
"Waktu Agus umur delapan tahu ke atas, ibu bertekad biar anak ibu tidak dibodohi sama orang-orang. Biar tidak buta huruf. Meski media terbatas, ibu mengajari di tanah. Pensilnya juga menggunakan pensil lidi. Syukur dia mau belajar, sampai sekarang dia bisa membaca dan menulis walaupun ibu cuma tamat SD saja," tutur Ni Komang.
Mengikuti keberhasilan Agus yang kini sudah meluncurkan empat judul buku, Winda juga telah melanglang buana di bidang seni rupa. Banyak karya lukisnya yang diminati para pencinta seni, termasuk mereka yang berasal dari mancanegara. Ni Komang yang hanya berpenghasilan Rp500 ribu per bulan sebagai tukang pijat pun mengaku bangga dengan pencapaian anak-anaknya.
Agus yang juga hadir di Kick Andy pun memuji Ni Komang yang mampu menjadi ibu sekaligus guru. "Jadi, keseharian beliau itu benar-benar full untuk bekerja, ditambah lagi ketika almarhum ayah saya jatuh sakit dan akhirnya juga lumpuh, beliau sendiri yang kuat bagi saya," sambung Winda.
Winda juga mengaku belajar dari kebesaran hati dari sang ibu. Ia ingin berbagi kebahagiaan dengan sesama lewat karya-karyanya. "Apalah gunanya tubuh ini jika tidak digunakan untuk membantu sesama. Itu sama saja seperti mayat, kan? Tapi jika tubuh yang lemah ini digunakan untuk membantu sesama, itu bisa sangat-sangat bermanfaat bagi banyak orang," pungkas Winda. (Gas/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved