Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bukan Lanjutan Filosofi Kopi, Film Ben & Jody Bergenre Action

Fathurrozak
04/6/2021 10:15
Bukan Lanjutan Filosofi Kopi, Film Ben & Jody Bergenre Action
Suasana syuting film Ben & Jody yang direncanakan rilis Juli 2021.(Instagram @anggasasongko)

MESKI menampilkan karakter Ben dan Jody, film Ben & Jody, dikatakan sutradara Angga Dwimas Sasongko  bukanlah bagian trilogi dari  film Filosofi Kopi (Filkop). Peralihan genre dari Filkop, yang berangkat dari buku karya Dee Lestari itu, memang terlihat di cuplikan film Ben & Jody yang ditampilkan dalam konpres virtual Visinema Week, Kamis (4/6). Dari semula bergenre drama menjadi aksi laga. 

Karakter Ben dan Jody masih dimainkan aktor Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Sementara bintang lainnya adalah Hana Malasan sebagai karakter Rinjani Tambora, dan aktor laga Yayan Ruhian sebagai Aa Tubir. Yayan juga menjadi desainer koreo untuk film ini.

“Yang paling menantang bangun jembatan ceritanya. Supaya masuk akal, believable, dan bisa diterima sama siapa pun yang nonton. Baik yang belum dan sudah menonton dua film sebelumnya,” kata Angga dalam konferensi pers virtual Visinema Week, Kamis, (4/6).

Ia mengibaratkan, film ini juga bertindak seperti mesin waktu ke trilogi sebelumnya. Sebab, latar cerita film itu akan menjadi pengingat dengan isu sosial, politik, dan kultural yang menyelimuti Filkop.

“Di Filkop 1 dan 2 ada isu konflik agraria. Misalnya ibunya Ben itu meninggal kan juga karena konflik agraria. Di Filkop 2, isu tersebut ada tapi secara sadar memasukkanya sebagai latar dimensionalnya agak jauh," jelasnya.

Sutradara Wiro Sableng 212 menambahkan jika pemilihan konflik agraria sebagai pondasi utama pula yang membuat aksi laga memungkinkan muncul. Kelompok preman hutan yang kerap membuka lahan, itu direpresentasikan oleh Yayan dan gengnya. Kemudian, kelompok masyarakat adat direpresentasikan karakter Rinjani Tambora. Sementara, Ben dan Jody sebagai potret dari kelas menengah.

Dengan latar konflik agraria pula Angga mengklaim jika film Ben & Jody lebih punya kedalaman bila dibandingkan dua film Filkop. Terlebih lagi, film yang direncanakan rilis Juli 2021 ini menjadi cermin posisi yang diambil pembuat film (filmmaker) akan isu agraria yang sedang terjadi. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya