Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Jika Anda diminta untuk membayangkan dinosaurus penerbang dari zaman prasejarah dulu, mungkin gambar pertama yang terlintas di pikiran anda adalah Pterodactyl. Reptil terbang berkepala runcing dengan gigi tajam dan kulit kasar.
Namun, ketika Anda melihat Pterosaurus temuan baru dari para paleontolog di Tiongkok ini pastinya Anda akan lebih suka jenis ini ketimbang spesies Pterodactyl yang sudah umum.
Reptil terbang jenis baru ini bernama 'Sinomacrops Bondei', spesies dan genus baru ini sekujur badannya ditutupi oleh benang rambut yang cukup lebat. Seringkali ia menampakkan diri di ekosistem hutan purba di Tiongkok 160 juta tahun yang lalu.
Nama ilmiah Sinomacrops bondei diambil dari kata Yunani untuk Tiongkok, 'Sino,' yang dikombinasikan dengan kata besar atau 'makro,' dan mata 'ops.' Serta nama 'Bondei' untuk menghormati ahli paleontologi Niels Bonde.
Sinomacrops Bondei masuk sebagai kategori anurognathid, yaitu reptil yang memiliki mata bulat, dagu pendek, dan ukuran badan yang gemuk.
Sinomacrops Bondei adalah anurognathid pertama yang ditemukan dengan tengkorak penuh dan terbuka dalam tampilan lateral. Sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk lebih mempelajari perkembangan dan diversifikasi evolusi spesies ini secara menyeluruh.
Penemuan ini juga diterbitkan di jurnal Paleontology and Evolutionary Science, 31 April 2021. Tim peneliti internasional mengonfirmasi jika fosil Sinomacrops Bondei yang mereka temukan di Mutoudeng, provinsi Hebei, Tiongkok ini merupakan genus dan spesies baru dari jenis anurognathids.
Para peneliti memperkirakan satwa berbulu ini hidup pada periode Jurasik pertengahan hingga akhir, atau sekitar 160 juta tahun yang lalu.
Menurut makalah penelitian yang baru-baru ini telah diterbitkan tersebut, S. Bondei cukup kecil, dengan lebar sayap hanya 36 inci.
S. Bondei memiliki tengkorak pendek dengan rongga mata besar, gigi seperti pasak, dan rahang bulat tebal. Mereka kemungkinan tinggal di lingkungan hutan kawasan Tiongkok dan bertahan hidup dengan memangsa makanan favorit mereka — serangga — dari udara.
Kepala dan batang tubuh S. Bondei diselimuti oleh pycnofibers, filamen yang serupa dengan rambut tetapi tidak terkait dengan bulu mamalia.
Penemuan langka ini menunjukkan keragaman morfologi yang lebih kompleks dalam genus anurognathids daripada yang diperkirakan ahli paleontologi.
"Beberapa interpretasi morfologi dan sistematika anurognathid sebelumnya hanya mengandalkan informasi yang tersedia sangat terbatas," papar Xeufang Wei seperti dilansir dailymail.co.uk, Senin (12/4).
"Seiring berjalannya waktu spesimen baru terus ditemukan, data dan interpretasi baru juga mulai disajikan. Untuk alasan ini, setiap spesimen baru sangat penting untuk diidentifikasi pengelompokannya," imbuhnya.
Kini fosil S. bondei yang ditemukan di kawasan Hebei, Tiongkok ini disimpan di Museum Paleontologi Jinzhou di Tiongkok tengah-barat. (DailyMail/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved