Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
Sebuah lukisan dinding 'Fresco' di situs bangunan kuno yang diperkirakan berusia 2.000 tahun di Casa dei Ceii, Pompeii, berhasil direstorasi dengan teknologi laser-pembersih sehingga tampak layaknya lukisan baru.
Karya seni (lukisan) yang menampilkan adegan berburu itu dilukis dengan gaya Pompeii yang populer sekitar tahun 20 hingga 10 SM dengan menampilkan warna-warna cerah.
Namun treatmen perawatan yang kurang memadai sejak situs tersebut digali pada tahun 1913 hingga 1914 menyebabkan lukisan Fresco yang dikenal dengan sebutan "Perburuan" ini semakin memburuk, terutama pada bagian bawah lukisan yang rentan dengan kelembaban.
Bagian utama lukisan tersebut menampilkan adegan seekor singa yang sedang mengejar banteng. Kemudian ada juga macan tutul yang menerkam domba, dan babi hutan menyeruduk rusa.
Lukisan Fresco biasanya menghiasi dinding-dinding rumah di kompleks permukiman Pompeii, kehadiran lukisan-lukisan ini dimaksudkan untuk membangkitkan suasana tenang sekaligus menciptakan ilusi untuk agar area tersebut tampak lebih besar, seperti ketika kita menggunakan cermin.
"Apa yang membuat lukisan dinding ini begitu istimewa adalah kelengkapannya dibandingkan dengan lukisan fresco yang lain. Lukisan ini merupakan sesuatu yang langka untuk lukisan dinding di Pompeii," papar direktur situs bersejarah Pompeii, Massimo Osanna seperti dilansir oleh dailymail.co.uk, Kamis (25/2).
Bangunan yang berdiri sekitar dua abad sebelum letusan Gunung Vesuvius itu dipercaya milik seorang hakim bernama Lucius Ceius Secundus, berdasarkan prasasti yang ditemukan di bagian luar gedung yang menjadi rujukan penamaan bangunan tersebut menjadi 'Casa dei Ceii'.
Selain dihiasi oleh lukisan Fresco, para arkeolog yang melakukan ekskavasi terhadap bangunan tersebut juga menemukan kanal dan dua air mancur di halaman bangunan serta sebuah patung bidadari dan sphynx yang diduga mencitrakan panorama lembah Sungai Nil.
Melalui pekerjaan restorasi ini diharapkan lapisan cat dari sebagian besar lukisan dinding akan kembali tampak setelah dibersihkan secara hati-hati dengan laser khusus. Para ahli juga memperbaiki cat di area Fresco yang telah terkelupas untuk memperjelas gambar aslinya.
Perlindungan khusus juga telah dilakukan untuk mencegah infiltrasi air hujan di masa depan merusak karya seni berusia dua ribu tahun ini. (DailyMail/M-2)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAMĀ Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved