UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya tak Benda

PADA Kamis (17/12/2020), Badan PBB untuk Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan pantun sebagai warisan budaya tak benda.

Penetapan pantun ini menjadi tradisi budaya tak benda ke-11 bagi Indonesia yang diakui UNESCO. Sebelumnya, beberapa tradisi Tanah Air, semisal pencak silat, seni rakit perahu pinisi, tari Saman, dan batik sudah ditetapkan badan PBB yang berkantor pusat di Paris, Prancis, itu.

Penetapan pantun sebagai warisan budaya tak benda ini juga diberikan kepada negara jiran Malaysia, yang menggambarkan bahwa kedua negara memiliki kedekatan dan berbagi identitas, budaya, dan tradisi Melayu.

UNESCO menilai bahwa pantun mem-punyai arti penting bagi masyarakat Melayu. Pantun tidak hanya menjadi alat komunikasi sosial, tetapi juga kaya nilai UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budayatak Bendayang menjadi panduan moral. Pesan yang disampaikan lazimnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antarmanusia.

Warisan budaya benda dan alam

Tak hanya warisan budaya tak benda, beberapa warisan budaya Indonesia juga telah ditetapkan UNESCO sejak 1991, yaitu warisan budaya berupa benda dan warisan alam. Warisan budaya benda Indonesia yang kali pertama ditetapkan ialah Candi Borobudur dan Prambanan pada 1991. Disusul situs manusia purba Sangiran (1996), sistem Subak (2012), dan tambang batu bara Sawahlunto (2019).

Sementara itu, warisan alam Indonesia yang diakui UNESCO ialah Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Ujung Kulon yang ditetapkan pada 1991, kemudian Taman Nasional Lorentz (1999), serta Hutan Hujan Tropis Sumatra (2004).