Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PENELITIAN yang dilakukan Samsung menunjukkan adanya perubahan yang bakal terjadi pada konsep lagu. Dilansir Dailymail.co.uk, Kamis (24/12), penelitian Samsung menunjukkan jika rentang perhatian (attention span) dari pendengar terhadap sebuah lagu telah memendek dari 12 detik menjadi 8 detik. Fenomena ini telah muncul sejak delapan tahun lalu. Rentang perhatian merupakan lamanya waktu seseorang dapat memerhatikan suatu hal tanpa terganggu.
Penelitian Samsung mendapatkan hal tersebut dari pengamatan terhadap penggunaan fungsi <i>skip<p> yang ada pada aplikasi pemutar lagu. Kebiasaan ini kerap disebut juga sebagai skipping culture.
Meski tampak sepele, skipping culture sebenarnya berdampak besar pada pendapatan musisi. Sebab dalam sistem platform streaming musik, musisi tidak akan mendapat royalti sebelum 30 detik pertama lagunya didengar pengguna.
Ketika skipping culture tidak bisa dibendung maka musisi dinilai perlu beradaptasi. Lagu-lagu mereka harus lebih cepat menarik perhatian dan harus sudah memuat banyak chorus sejak awal.
Para ahli juga memprediksi jika sebelum 2030, lagu-lagu juga akan semakin semakin singkat sehingga tetap menjaga pendengar beranjak ke track berikutnya, sebelum mereka bosan.
Sementara itu, produser dan penata musik dunia Bobby Owsinski, Owsinski menyebut adanya perubahan proses penulisan lagu. Selama beberapa tahun terakhir, banyak lagu hit yang memiliki daftar dengan nama 20 penulis. Tidak begitu banyak kontribusinya, tetapi itu ditujukan sebagai perlindungan terhadap gugatan plagiarisme di masa mendatang.
“Jika Anda berada di ruangan itu saat lagu dibuat, Anda menerima kredit penulis lagu. Pandemi telah menyebabkan penulis lagu dan produser melakukan lebih sedikit kolaborasi, yang berarti lebih sedikit penulis pada suatu lagu, dan sebagai akibatnya kembali ke bentuk lagu yang lebih tradisional. Kita melihat hal itu sudah terjadi dengan lagu-lagu populer terbaru Taylor Swift dan Ariana Grande," kata Owsinski, dikutip dari Forbes, Senin, (28/12).
Owsinski juga turut memprediksikan perkembangan piringan hitam. Ia menyebut, piringan hitam (vinyl) bakal memiliki kehidupan lain. Tahun lalu, pabrik Apollo Masters, salah satu dari dua pabrik di dunia yang memproduksi piringan pernis yang diperlukan untuk merakit plat induk untuk pemotongan vinyl dan piringan cetak terbakar.
Banyak yang memprediksikan setelah kejadian itu, akan menjadi tahun yang lambat untuk perkembangan vinyl. Tapi, toh prediksi tersebut tidak sepenuhnya terjadi. Apollo Masters memproduksi 70-85% plat pernis. Selain perusahaan itu, ada MDC di Jepang.
“Perkembangan Vinyl HD, yang menggunakan laser untuk memotong cakram keramik, tidak hanya menyelamatkan industri, tetapi juga membuat seluruh proses pembuatan vinyl lebih cepat dan lebih murah,". (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved