Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEBUAH studi yang baru-baru ini dipublikasikan di Scientific Reports mengungkapkan adanya penyakit kulit jenis baru pada lumba-lumba hidung botol. Penyakit itu disebut Penyakit Kulit Air Tawar (Fresh Water Skin Disease), yang menurut para peneliti dipicu karena adanya perubahan iklim.
Para peneliti dari The Marine Mammal Center mengatakan, perairan yang ada di dalam daftar pengamatan mereka telah mengalami penurunan kadar garam (salinitas) secara tajam. Mereka juga menemukan bangkai lumba-lumba hidung botol yang mengalami penyakit kulit dengan luka menutupi 70 % permukaan tubuhnya.
Lumba-lumba pesisir pada dasarnya merupakan spesies yang dapat beradaptasi dengan perubahan kadar garam. Akan tetapi mereka bukanlah mahluk yang hidup di air tawar. Meningkatnya jumlah angin topan dan badai, terutama yang diawali dengan kekeringan, diperkirakan telah merusak habitat mereka.
Patolog The Marine Mammal Center, Pádraig Duignan mengatakan, penyakit kulit ini telah membunuh lumba-lumba sejak adanya Badai Katrina.
"Badai di Teluk Meksiko tahun ini dan syang lebih hebat di seluruh dunia terjadi karena perubahan iklim. Kami berharap untuk melihat lebih banyak wabah mematikan yang membunuh lumba-lumba (untuk diteliti)," katanya, seperti dilansir dari Ladbible, Minggu, (27/12).
Hasil penelitian dianggap dapat menjadi implikasi langsung terhadap wabah yang sedang berlangsung di Australia dan mempengaruhi salah satu spesies yakni lumba-lumba Burrunan. Ketua Peneliti dan Dosen Patologi Hewan di Universitas Murdoch, Perth, Australia, Nahiid Stephens menjelaskan, kondisi tersebut setara dengan luka bakar tingkat tiga pada manusia.
"Itu membunuh mereka karena menyebabkan gangguan elektrolit dalam aliran darah dan mereka akan mati dengan kegagalan organ," terangnya.
Dalam jangka panjang, para peneliti berharap temuan ini dapat mendorong sikap pihak berwenang untuk lebih serius mengantisipasi dampak perubahan iklim. Menurut Duignan pemanasan suhu laut juga akan berdampak pada mamalia laut secara global. (M-4)
Dalam kegiatan tersebut, ditemukan akun Facebook atas nama “Thamrin MD” yang memposting spesimen kupu-kupu dan kumbang berbagai jenis yang merupakan satwa liar dilindungi
Pelaku berinisial RZ (40) warga Pandam, Jorong Anak Aia Dadok, Kecamatan Lubuk Basung ditangkap ketika akan menjual sisik trenggiling (manis javanica) seberat 1,5 kilogram pada Sabtu (28/6).
Peneliti IPB University Nyoto Santoso mengatakan bahwa lutung sentarum, yang merupakan primata endemik Kalimantan, hingga kini belum termasuk dalam mandat pengelolaan BBTNBKDS.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
DIREKTORAT Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan JS, 46, agen gas bersubsidi sebagai tersangka kasus kepemilikan satwa dilindungi.
Elang Paria merupakan salah satu spesies pemangsa dan pemulung alami yang memiliki peran penting dalam ekosistem
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
BAB terlalu sering atau terlalu jarang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved