Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
Setelah melanglang pelbagai festival di dalam dan luar negeri, film The Science of Fictions (Hiruk-Pikuk Si Alkisah) kini tayang di jaringan bioskop dalam negeri. Film itu telah memancing rasa penasaran pencinta film dalam negeri lantaran cerita yang unik dan akting yang menjadikan Gunawan Maryanto sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2020.
Sutradara Yosep Anggi Noen mengaku bahwa ide cerita dalam film The Science of Fictions sebenarnya telah ia tulis sejak 2012. Ia mengungkapkan mendapatkan ide tentang film ini saat berkunjung ke Gumuk Pasir di kawasan Pantai Parangkusumo di Bantul.
"Idenya itu saya dapatkan dari beberapa kali saya jalan ke arah Parangkusumo di Yogyakarta, di situ ada satu landscape yang bentuknya mirip seperti permukaan Bulan. Kalau malam itu bisa menjadi visualisasi menarik, kemudian saya berpikir apa sih yang bisa saya ceritakan dari landscape ini, lalu saya hubung-hubungkan dengan apa yang terjadi di tahun 1960an, karena pendaratan manusia di Bulan terjadi di tahun tersebut," imbuhnya.
Dari pengalaman melihat Gumuk Pasir di Bantul yang menurutnya mirip dengan permukaan Bulan itu, Anggi kemudian mulai merangkai sebuah narasi yang ia hubungkan dengan berbagai kejadian besar di tahun 1960an.
Melalui The Science of Fictions, sutradara yang juga menggarap film Istirahatlah Kata-Kata ini pun menjanjikan sebuah eksplorasi visual dan penceritaan yang berbeda dari film-film lainnya.
“Film ini adalah tentang manusia yang bergerak pelan, jadi kami membicarakan bagaimana seharusnya kamera merekam gerak Siman (nama tokoh utama dalam film). Film ini direkam dengan banyak jenis kamera; HD, handycam, GoPro, kamera slowspeed, drone dan juga menunjukkan berbagai jenis kamera di layar termasuk roll film 16 mm. Konsep ini saya rancang sebagai bentuk 'main-main' untuk menunjukkan lintasan teknologi audio visual yang aksesnya saat ini semakin mudah, ada di setiap tangan manusia, lekat dengan tubuh dan semakin personal,” jelas pria kelahiran Sleman, 1983, ini.
Aktor kawakan Lukman Sardi yang juga turut meramaikan film The Science of Fictions mengaku kagum dengan cara pandang Yosep Anggi Noen ketika meracik film. Menurutnya film-film garapan Anggi akan semakin meramaikan perfilman di Indonesia.
"Saat aku ditawari untuk main di The Science of Fiction itu, Kembali lagi aku menemukan sisi yang berbeda itu lagi. Aku baca berkali-kali naskahnya, kenapa sih Anggi mau bikin karakter seperti ini, membayangkan astronotnya itu ada di Yogya, walaupun memang ada kan isu-isu astronot itu tidak mendarat di Bulan. Bagi aku itu masih make sense dan nyangkut di kepala. Nah, ini yang membuat aku tertarik dengan film ini," ujar Lukman Sardi. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved