SEPERTI halnya yang terjadi pada berbagai tempat belanja, Pasar Dinoyo di Kota Malang, Jawa Timur, terimbas pandemi. Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sempat berlaku di sana membuat pengunjung pasar turun hingga 90%.
“Tidak ada pengunjung. Kami pun berpikir kalau efeknya nanti ke pedagang dan juga petani,” papar Jufri dalam Kick Andy show, episode Pandemi Ketulusan, yang tayang Minggu (6/12).
Di pasar tersebut, menurutnya, terdapat 710 pedagang dengan 1.588 kios. Untuk mencegah kerugian lebih besar akibat pandemi, pengelola pasar berinovasi dengan membuat layanan transaksi daring dan layanan antar.
Jufri mengungkapkan, pelaksanaan layanan itu cukup sederhana, yakni dengan memanfaatkan aplikasi Whatsapp. Setelah pembayaran dilakukan secara nontunai, baik dengan transfer maupun dengan aplikasi dompet digital, barang akan segera diantar kurir yang telah disediakan pihak pengelola pasar. Setelah cukup lancar berjalan, pengelola pasar mengintegrasikan sistem layanan tersebut ke website pasar.id agar lebih efektif pemanfaatannya.
Awalnya layanan daring itu hanya direspons 50 pedagang. Setelah melihat keberhasilan yang ada, barulah pedagang lain bergabung hingga kini ada sekitar 350 pedagang yang memanfaatkan layanan daring.
Platform daring yang diterapkan di Pasar Dinoyo sekarang menjadi percontohan bagi pasar-pasar lain di Kota Malang. Kini telah ada sekitar 21 pasar di Kota Malang yang sudah menerapkan sistem yang sama. (Bus/M-1)