Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
“Piala Citra untuk Film Cerita Panjang terbaik diberikan kepada Perempuan Tanah Jahanam,” baca Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid pada seremoni Festival Film Indonesia (FFI) 2020 di Jakarta, Sabtu (5/12) malam.
Dengan titel itu, film karya Joko Anwar tersebut menyisihkan para kompetitornya: Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan, kemudian Mudik, Humba Dreams, Susi Susanti: Love All, dan The Science of Fiction (Hiruk Pikuk si Alkisah),
"Penghargaan ini sangat spesial karena bentuk penghargaan tulus kepada sebuah karya dan mematahkan genre tertentu tidak bisa dianggap karya terbaik,” ujar Shanty Harman dari Base Entertainment, produser Perempuan Tanah Jahanam.
Ia merujuk pada daftar peraih FIlm Cerita Panjang Terbaik FFI yang sebelum 2020 yang tak mencakup genre horor. Dua tahun lalu, film Pengabdi Setan --juga disutradarai Joko Anwar-- sempat masuk nominasi, tapi kalah oleh film Night Bus.
Dengan penghargaan paling prestisius tersebut, pada FFI 2020, Perempuan Tanah Jahanam memenangkan enam dari 17 nominasi.
Sebelumnya, sineas Joko Anwar mendapat Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik untuk Perempuan Tanah Jahanam. Penghargaan tersebut merupakan kali kedua setelah pada 2015 ia mendapat predikat serupa untuk filmnya A Copy of My Mind.
Saat menerima penghargaan, Joko berharap ada sinergi di antara semua pemangku kepentingan perfilman Indonesia. Semua harus berkontribusi jika ingin perfilman nasional maju. Mulai dari sineas, sampai penonton yang ia harapkan jangan lagi menonton film bajakan.
“Para sineas harus maut erus belajar tingkatkan skill. Produser mampu pilih proyek yang dukung sustainability film Indonesia. Penonton tonton legal, jangan bajakan. Kritikus mampu membaca film, agar, kalau tidak mencerdaskan, mencerahkan. Pemerintah, buat kebijakan agar ekosistem perfilman Indonesia semakin baik,” tuturnya seusai menerima piala yang diserahkan aktris Tara Basro.
Ia menambahkan, hanya dengan kerja sama, kerja keras, dedikasi, dan kecintaan terhadap profesi yang akan membuat film Indonesia makin tinggi derajatnya di mata publik dalam negeri maupun internasional.
“Kita berhenti di kala pandemi, saat film Indonesia di puncak kepercayaan. Sehingga jangan bikin film yang rusak kepercayaan ini,” cetusnya.
Di samping Film Cerita Panjang Terbaik, dan Sutradara Terbaik, film yang bernama 'bule' Impetigore ini juga menggondol Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penyunting Terbaik, dan Penata Suara Terbaik. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved