Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Buku karya Judith Schalansky Hadir dalam Bahasa Indonesia

Abdillah Marzuqi
14/11/2020 14:10
Buku karya Judith Schalansky Hadir dalam Bahasa Indonesia
Buku pemenang penghargaan karya penulis Jerman, Judith Schalansky, kini terbit dalam bahasa Indonesia.(Dok. Sven Gatter)

BUKU fiksi karya Judith Schalansky yang berjudul An Inventory of Losses kini bisa dinikmati pecinta sastra dalam bahasa Indonesia. Buku fiksi itu telah memenangi penghargaan bergengsi Jerman, Wilhelm-Raabe-Literaturpreis dengan judul asli Verzeichnis einiger Verluste. 

Buku itu diterjemahkan dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia lewat Program Bantuan Penerjemahan lembaga kebudayaan Jerman Goethe-Institut dan diterbitkan pada 12 November 2020 oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

An Inventory of Losses memuat 12 kisah yang berdiri sendiri. Di antaranya bercerita tentang ras harimau yang mati punah dan hilangnya sebuah pulau di lautan pasifik. Buku itu mengangkat tema mengenai daya tarik ruang kosong, kesempurnaan fragmen, kehadiran hal-hal yang telah hilang—dan kekuatan naratif yang abadi. 

Judith Schalansky adalah penulis kelahiran 1980 di Greifswald, Jerman. Ia dikenal piawai dalam merangkai kata. Dalam buku itu, ia memuat gaya bahasa serta hal detail dan menjadikannya sebuah cerita berdasarkan riset yang sangat mendalam, menjelajahi ruang, melintasi batas antara realitas dan imajinasi, antara kenyataan dan mitos, serta fakta dan fiksi.

Buku itu dianugerahi penghargaan Wilhelm-Raabe-Literaturpreis pada tahun 2018. Penghargaan tersebut diberikan setiap tahun oleh kota Braunschweig dan Deutschlandfunk serta diberikan kepada karya berbahasa Jerman yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan sastra dan penulis Jerman. Sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, buku ini telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa asing.

Judith Schalansky menyatakan, ikatan terhadap buku ini bagaikan sebuah hubungan persahabatan yang terjalin erat sejak masa kanak-kanaknya. “Buku ini sama seperti sebuah buku lain, lahir dari keinginan akan keberlanjutan, dari keinginan untuk membawa masa lalu ke masa kini untuk mengangkat yang terlupakan, memberi suara kepada yang terbungkam dan menyesali yang terlewatkan. Menulis tak akan membawa apapun kembali namun sanggup menjadikan segala sesuatu dialami karena itu buku ini memberi perhatian yang sama kepada pencarian dan penemuan, kehilangan dan sekaligus mendapatkan sesuatu memberikan gambaran bahwa kehadiran dan ketidakhadiran barangkali beda tipis saja sepanjang ada memori,“ ujarnya dalam keterangan tertulis (12/11).

Karya ini memikat Yayasan Pustaka Obor Indonesia hingga akhirnya tertarik menerbitkan buku Judith Schalansky karena tulisannya membawa kesadaran manusia atas kesadaran ruang dan waktu dengan segenap peristiwanya. “Judith Schalansky mampu menggerakkan emosi dan kognisi untuk merawat kemanusiaan dan segala wujud peradaban yang mengiringi manusia pada zamannya. Untuk konteks Indonesia, seruan untuk menjaga dan merawat apapun yang ada penting bagi keberlangsungan keadaban bangsa,” kata Editor Yayasan Pustaka Obor Indonesia Andreas Haryono. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya