Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ingin Menjajal Trail Run? Ini Langkah-Langkahnya

MI Weekend
04/11/2020 06:15
Ingin Menjajal Trail Run? Ini Langkah-Langkahnya
Bagi pemula, lebih baik memilih train run di pinggiran kota dulu sebelum menjajal pegunungan.(Unsplash/ David Marcu)

DENGAN tidak adanya ajang marathon non-virtual selama pandemi, para penyuka olahraga lari pun mencari berbagai alternatif untuk tetap bisa menyalurkan hobi. Salah satu kegiatan yang kini populer diantara para runner adalah trail run atau lari lintas alam. 

Bukan saja bisa mengayuh kaki, lewat olahraga itu anda memang sekaligus bisa mendapatkan petualangan yang cukup menantang sembari menikmati alam. Meski begitu, walau sudah cukup rutin berlari ataupun sudah berulang kali mengikuti ajang lari 5 kilometer hingga marathon, anda tetap butuh persiapan khusus untuk trail running. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Mulai dengan Medan atau Rute yang Ringan
Walaupun anda telah sering mengikuti ajang marathon, trail run tetap memiliki tantangan yang berbeda. Medan dengan elevasi tinggi, rute berbatu ataupun licin pastinya akan lebih menguras tenaga dan fisik. Sebab itu mulailah dengan medan atau rute yang tidak terlampau berat. Untuk anda yang tinggal di sekitaran Jakarta, dapat lebih dulu mencoba trail run di kawasan Sentul, Jawa Barat. Setelahnya, barulah anda ke wilayah pegunungan seperti Gunung Gede Pangrango. Setelah memilih tempat tujuan, pastikan juga anda mempelajari rute yang akan dilalui.


2. Perhatikan Cuaca
Memperhatikan kondisi cuaca adalah bagian persiapan yang amat penting. Hal ini tidak dapat disepelekan, terlebih cuaca saat ini cepat berubah. Di alam terbuka, perubahan cuaca yang cepat akan sangat memengaruhi kondisi fisik, terlebih jika perlengkapan yang dipakai ataupun yang dibawa tidak mendukung. Ada baiknya juga anda mengumpulkan informasi dari situs terpercaya, salah satunya prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia. Jika cuaca tempat tujuan anda memang diperkirakan buruk maka sebaiknya ganti jadwal trail run anda.  


3. Persiapan Fisik dan Perlengkapan
Jika prakiraan cuaca mendukung maka persiapan selanjutnya adalah fisik dan perlengkapan. Pastikan anda beristirahat dengan cukup hari sebelumnya. Sementara soal perlengkapan yang harus diperhatikan, mulai dari sepatu, baju, hingga trackpole (tongkat trekking) jika diperlukan. 
Jangan gunakan sepatu lari biasa melainkan sepatu lari yang memang sengaja didesain untuk lintas alam. Sepatu ini akan memiliki sol dengan daya cengkram yang lebih baik. 
Trail run mengharuskan anda sangat efisien dalam bawaan karena anda harus bergerak lebih cepat. Pastikan anda membawa barang-barang yang krusial seperti minuman, makanan, jaket tahan angin dan hujan, hingga peta dan perlengkapan P3K sederhana.


4. Jangan Sendiri
Jika lari jarak jauh saja anda disarankan untuk tidak sendirian, terlebih saat trail running. Bahkan lebih baik anda lari dalam sebuah kelompok atau bersama komunitas. Hal ini penting karena bahaya dan risiko saat lari lintas alam lebih besar. Namun di saat pandemi ini pastikan juga protokol kesehatan tetap dijalankan. 

5. Tetap fokus
Tetaplah dalam keadaan fokus. Kesadaran menjadi kunci pada saat lari lintas alam, terutama bagi pemula. Maka dari itu, mengangkat kaki dan memperhatikan jalan setapak juga sangat penting.

6. Jaga jarak dengan sesama pelari
Kesalahan lain yang dilakukan pemula adalah berasumsi bahwa bisa menaklukan rute dengan lancar serta tidak mengatur jarak dengan pelari lainnya. Jarak yang berdekatan dengan pelari lainnya bisa memicu kecelakaan jika salah satu pelari tersandung akar atau batu maka pelari lainnya bisa ikut terkena. Tetaplah untuk menjaga jarak dengan pelari lainnya sejauh 10 kaki di belakang atau di depan pelari lainnya
 

7. Tetap fleksibel
Jangan terburu-buru dan keras kepala hanya untuk mengukur kecepatan. Ukurlah kemajuan berdasarkan waktu, bukan jarak dan terutama bukan kecepatan. Aturlah kecepatan dengan membiasakan diri, meningkatkan fokus, dan pada akhirnya kecepatan akan meningkat secara alami. Jika pada saat berlari akan kehabisan napas secara tidak normal, berhentilah untuk beristirahat atau cukup dengan berjalan. Jika kondisi fisik memang sudah sangat turun jangan memaksakan untuk meneruskan perjalanan. Ingat, keselamatan lebih penting dari hobi ataupun pembuktian diri. (Yulia Kendriya Putrialvita/ Berbagai sumber/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya