Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
TUGAS barunya sebagai seorang duta besar membuat Suryopratomo harus rela meninggalkan dunia jurnalistik yang telah membesarkan namanya. Tulisan-tulisannya perihal politik dan ekonomi yang rutin hadir di rubrik Podium, Media Indonesia, misalnya, kini tak lagi tampak.
Ia menyadari konsekuensi itu lantaran sebagai seorang pejabat negara, setiap kata dan tulisan yang ia publikasikan akan rentan disalahartikan dan dianggap memiliki konflik kepentingan.
“Sebagai pejabat negara, kegiatan jurnalis sudah sulit, sudah tidak boleh lagi. Ketika menulis khawatirnya opininya tidak bisa dilepaskan dari jabatannya sebagai pejabat negara,” ujar Tommy, sebagaimana ia biasa disapa.
Sejak dilantik sebagai duta besar oleh Presiden pada 14 September 2020, Tommy menjelaskan dirinya praktis berhenti menulis semua hal yang berkaitan dengan isu-isu politik di media massa. Ia hanya sesekali menulis soal sepak bola. Baginya, tak mudah untuk langsung berhenti total menulis, suatu hal yang sudah menjadi hobi dan rutinitasnya sejak puluhan tahun ke belakang.
Maka itu, ia berharap masih akan bisa menulis seputar ‘si kulit bundar’ di tengah kesibukannya sebagai duta besar. Dengan begitu, ia tak akan kehilangan keterampilannya dalam mengolah kata.
“Menulis itu sama seperti orang main piano, semakin ia sering berlatih, ia akan makin terampil. Sekali ia berhenti, akan menjadi kaku. Saya membuat agar bagaimana kreativitas untuk menulis tetap bisa jalan dan tetap bisa mengasah jiwa jurnalisme saya,” ujar pria yang telah menggeluti dunia jurnalistik selama kurang lebih tiga dekade tersebut.
Ia menambahkan, nantinya ia juga akan tetap menjalankan perannya sebagai relawan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Saat ini, ia membantu sebagai tenaga ahli untuk penanganan covid-19.
“Saya masih akan membantu pemerintah untuk menjadi relawan di gugus tugas penanganan covid-19. Saya diminta oleh Pak Doni Monardo untuk tetap membantu komunikasi publiknya,” ujarnya.
Meski pekerjaannya itu dilakukan jarak jauh, ia mengatakan yakin tak akan ada kendala berarti dalam hal koordinasi. Kemajuan teknologi dan kebiasaan dalam menggunakan teknologi pendukung pertemuan jarak jauh membuatnya yakin akan membuat kerja di BNPB bisa tetap maksimal.
“Jarak sudah tidak lagi menjadi hambatan. Jadi, saya masih akan bisa membantu. Kepala BNPB minta pokoknya jangan sampai berhenti. Saya, intinya, kalau saya bisa, pasti saya bantu,” ujarnya. (Pro/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved