Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Untung Rugi Festival Film Daring

Fathurrozak
21/10/2020 14:45
Untung Rugi Festival Film Daring
Minikino Film Week adalah salah satu festival film yang digelar daring dari Bali.(Dok. Instagram @minikinofilmweek)

SEJAK pandemi covid-19 melanda, banyak festival film di dunia ikut terdampak. Ada yang yang membatalkan, tetapi ada juga yang terus menggelar dengan format daring. Hal sama terjadi di festival film di Indonesia.

Setelah Minikino Film Week di Bali yang beberapa waktu lalu menggelar festival secara luring, festival film seperti JAFF di Jogja, Madani Film Festival di Jakarta juga sudah mengumumkan akan tetap menggelar festival mereka. 

JAFF saat ini tengah melangsungkan pra festival dengan menayangkan film-film dari daftar penayangan tahun lalu secara daring menggandeng layanan streaming Klik Film. Madani Film Festival, juga mengumumkan akan melangsungkan festivalnya dalam waktu dekat ini secara daring.

Meski tampaknya menjadi solusi, sisi keamanan hal siar film masih dipertanyakan. Bahkan, Festival Film Cannes lebih memilih membatalkan festival mereka tahun ini, dan hanya mengumumkan daftar seleksi resmi dan hanya menggelar ‘mini festival.’

Meski memiliki tantangan, festival film daring juga melahirkan sejumlah peluang. Direktur Festival Film Madani Sugar Nadia menyatakan beberapa hal yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh festival film tradisional.

“Menurut saya ada beberapa hal positif dengan mengadakan festiva film secara online. Bedanya dengan offline festival, kami bisa jangkau audiens sampai banyak. Dibandingkan dengan festival tradisional, festival film online bisa diakses yang tadinya enggak bisa datang. Misalnya bisa menjangkau seperti teman-teman disabilitas. Atau misalnya, yang memang tidak bisa datang karena faktor lokasi. Jadi lebih mudah,” katanya dalam seri diskusi daring Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bertajuk Film Indonesia di Rimba Maya, Selasa, (21/10).

Sugar menilai, dalam menyelenggarakan festival film secara daring juga perlu langkah-langkah yang bisa menjamin keamanan film. “Yang saya sempat cari tahu dari festival internasional, keamanan film menjadi penting dari rights holder," ujarnya.

Ia menjelaskan beberapa cara yang ditempuh penyelenggara untuk menjaga hak siar adalah mengggunakan sistem geo-blogging sehingga hanya bisa ditonton di wilayah yang telah ditentukan; sistem ticketing sehingga hanya orang yang membayar sejumlah tiket yang bisa mengakses film itu; dan sistem time windowing dimana film ditayangkan dengan batas waktu tertentu. 

Kemudian ada juga penggunaan DRM (digital rights management). "Jadi kalau ada yang merekam atau screenshot, ada teknologi yang membatasi itu. Jadi film festival online pun cukup aman, dengan banyak fitur yang sudah dipikirkan dan dipersiapkan,” jelasnya.

Beberapa festival film daring internasional yang melakukan skema time windowing di antaranya adalah We Are One: A Global Film Festival, festival yang diinisiasi Tribeca dengan menggandeng beberapa festival internasional lainnya untuk ditayangkan di platform Youtube. Locarno Film Festival, juga melakukan hal serupa. Meski tanpa tiket, Locarno menayangkan film-film di situs resmi mereka dengan memberikan batasan waktu penayangan pada film-filmnya.

Keuntungan lain yang juga bisa didapat dengan melangsungkan festival film adalah efisiensi bujet. Pada festival daring, penyelenggara bisa mendatangkan narasumber internasional untuk sesi gelar wicara namun tanpa pengeluaran biaya perjalanan.

“Dengan festival online, bisa mengurangi anggaran cukup signifikan. Biasanya undang pembicara yang harus mengakomodasi biaya pesawat, sekarang cukup keluarkan untuk fee pembicara saja,” Sugar mencontohkan. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya