Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
ILMUWAN di Australia mengklaim perjalanan waktu secara teoritis dimungkinkan setelah memecahkan logika paradoks. Fisikawan dari Universitas Queensland menggunakan pemodelan matematika untuk menggabungkan teori relativitas umum ala Einstein dengan dinamika klasik. Tubrukan antara kedua sistem itu berada dibalik kelemahan perjalanan lintas masa yang dikenal dengan paradoks kakek.
Teori Einstein mengungkap kemungkinan seseorang menggunakan putaran waktu untuk kembali ke masa lalu untuk membunuh kakek mereka. Namun, prinsip dinamika klasik menyatakan urutan peristiwa setelah kematian kakek akan berujung pada penjelajah waktu yang tidak ada sejak awal.
“Sebagai fisikawan, kami ingin memahami hukum alam semesta yang paling mendasar dan mendasari dan selama bertahun-tahun saya bingung tentang bagaimana ilmu dinamika dapat sejalan dengan prediksi Einstein,” kata ketua tim peneliti Germain Tobar sebagaimana dilansir The Independent (1/10). “Apakah perjalanan waktu memungkinkan secara matematis?” tambahnya
Peneliti menggunakan perhitungan pandemi virus korona sebagai model untuk mengetahui apakah kedua teori dapat berdampingan. Mereka membayangkan seorang penjelajah waktu mencoba untuk kembali dan mencegah pasien nol terinfeksi covid-19.
“Dalam contoh pasien nol pasien virus korona, Anda mungkin mencoba dan menghentikan pasien nol terinfeksi, tetapi dengan melakukan itu Anda akan tertular virus dan menjadi pasien nol, atau malah orang lain,” jelas Tobar. Hal ini menjelaskan bahwa peristiwa fundamental akan tetap terjadi dan tidak akan bisa diubah. Meski begitu, penjelajahan waktu memang bisa terjadi.
“Rentang proses matematika yang kami temukan menunjukkan bahwa perjalanan waktu dengan keinginan bebas dimungkinkan secara logis di alam semesta kita tanpa paradoks,” tambahnya.
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Classical and Quantum Gravity. Fisikawan Fabio Costa yang mengawasi penelitian tersebut juga mengungkapkan perhitungan itu mirip fiksi ilmiah. "Perhitungan matematika - dan hasilnya adalah fiksi ilmiah," pungkas Costa.(M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved