Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PARA ahli dari Australia khawatir kenaikan permukaan air laut yang belakangan kian masif akan mempengaruhi populasi Komodo, reptil raksasa penghuni pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Menurut pemantauan tim ahli ekologi spasial dari Universitas Adelaide, dalam beberapa tahun terakhir Jumlah reptil ikonik yang juga disebut sebagai 'Komodo Dragon' itu menurun drastic. Diperkirakan populasi hewan tersebut hanya tersisa sekitar 4.000 ekor, yang tersebar di lima pulau di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo.
Para ahli menggunakan data pemantauan komodo dan statistik iklim untuk memodelkan masa depan dari spesies naga raksasa yang masuk klasifikasi spesies terancam punah ini. Menurut prediksi mereka, tidak lebih dari tiga puluh tahun lagi, yaitu pada t2050, kadal besar tersebut akan punah dari tiga Pulau yang menjadi habitat alaminya selama lebih dari satu juta tahun yang lalu, yaitu Gili Dasami, Gili Montang, dan Flores.
Perubahan iklim diperkirakan akan menjadi momok terbesar bagi kehidupan satwa ini, ditambah dengan kenaikan suhu lokal serta kerusakan hutan yang akan semakin menghabisi habitat alaminya.
"Perubahan iklim kemungkinan besar akan menyebabkan komodo kehilangan habitat alaminya, yang dampaknya akan mengurangi populasi mereka dalam hitungan dekade," ujar Alice Jones, salah seorang ahli ekologi spasial dari Universitas Adelaide yang terlibat dalam kegiatan monitoring tersebut, seperti dilansir dari dailymail.co.uk, Jumat (25/9).
"Strategi konservasi saat ini tidak cukup untuk menghindari penurunan spesies dalam menghadapi perubahan iklim," jelas Dr Jones.
Para peneliti juga mengusulkan kepada pihak pengelola konservasi untuk mulai mempersiapkan kemungkinan relokasi satwa ini di masa depan. Sebab, kata dia, jika tidak dipindahkan, mereka tidak akan dapat bertahan hidup di habitat tradisionalnya yang semakin memanas.
Selain memberikan rekomendasi, para peneliti juga telah mempublikasikan hasil temuannya ini dalam jurnal Ecology and Evolution pada peertengahan September lalu. (M-4)
KOMODO gemoy atau disingkat Komoy menghadirkan ikon ekonomi kreatif khas Indonesia Timur. Kali ini, Komoy beraksi di tengah rangkaian acara untuk anak-anak di Maluku City Mall (MCM).
Delapan wisatawan yang berlayar bersama KM Monalisa 1 berhasil diselamatkan kru KM Tsamara yang kebetulan melintas di lokasi yang sama.
Wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional dilakukan untuk pemulihan (recovery) ekosistem kawasan akibat aktivitas wisata.
Komodo Travel Mart digelar pada 6-9 Juni 2024 di Labuan Bajo setelah sebelumnya sempat terhenti sejak 2018.
TIM SAR Gabungan mengevakuasi seorang warga Pulau Komodo yang digigit Komodo
Pada Maret 2024, total Komodo yang teridentifikasi di Pulau Rinca adalah sebanyak 1.427 ekor atau bertambah sebanyak 169 ekor dibandingkan tahun sebelumnya.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
CUACA buruk yang melanda perairan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam sebulan terakhir bikin tangkapan nelayan menurun drastis.
Dua bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tutup akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata dan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur.
GUNUNG Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali alami erupsi pada Selasa, 8 Juli 2025 petang, tepat pukul 16.08 WITA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved