Bulan belum menjadi Tempat Ramah bagi Manusia

Di luar faktor oksigen, radiasi di Bulan ternyata bisa mencapai 200 kali lebih besar daripada radisasi di Bumi. Hal tersebut tentunya dapat membuat astronot berisiko lebih tinggi terkena kanker atau penyakit lain yang menyerang sistem saraf pusat.

Meskipun manusia melakukan perjalanan ke Bulan selama misi luar angkasa Apollo dari 1960-an, faktanya NASA tidak menghitung seberapa aman perjalanan tersebut.

Para peneliti yang menggunakan data dari pendarat Chang'e 4 China pada 2019 kini telah memublikasikan temuan mereka. Mereka menemukan bahwa astronot di bulan akan mengalami dosis radiasi harian yang setara dengan 1.369 mikrosievert per hari.

"Tingkat radiasi yang kami ukur di Bulan berada pada kisaran 200 kali lebih tinggi daripada radiasi yang diterima manusia di permukaan Bumi, dan 5 hingga 10 kali lebih besar daripada dalam penerbangan dari New York ke Frankfurt," papar Robert Wimmer-Schweingruber, seorang profesor fisika di Universitas Kiel seperti dilansir independent.co.uk (28/9).

"Kami menduga astronot akan terpapar tingkat radiasi lebih lama daripada penumpang atau pilot pada penerbangan transatlantik, ini adalah paparan yang cukup besar dan dampaknya juga berbahaya," sambung Wimmer-Schweingruber.

Segera setelah hasil penelitian ini terhimpun para ilmuwan merekomendasikan kepada NASA agar menyiapkan perlindungan khusus untuk melindungi para astronotnya yang akan mengemban misi eksplorasi dalam program Artemis 2024. Proteksi tersebut untuk meminimalisir paparan radiasi sinar kosmik, partikel matahari, serta sinar neutron dan gamma dari interaksi yang mereka lakukan terhadap tanah Bulan. Radiasi di luar angkasa dapat menyebabkan katarak, kanker, dan penyakit degeneratif lainnya, saran dalam penelitian yang baru-baru ini juga dipublis di jurnal Science Advances ter tanggal 25 September. (Independent.co.uk/M-2)