Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sedarah Seprofesi

Bagus Pradana
23/8/2020 03:30
Sedarah Seprofesi
Tiga bersaudara keluarga Mahdi.(MI/SUMARYANTO BRONTO)

MEMANG tidak langka ditemui adanya dokter yang seprofesi dengan orangtuanya. Meski begitu, dua orangtua dengan ketiga anaknya yang semuanya merupakan dokter tentu bukan sesuatu yang umum.

Itulah kisah keluarga Mahdi yang diangkat pada acara Kick Andy episode Bukan Keluarga Biasa yang tayang hari ini. Bukan hanya keluarga inti, anak-anak angkat keluarga itu pun banyak yang sukses menjadi dokter.

Uniknya lagi, tiga bersaudara keluarga Mahdi sama-sama bekerja di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta. Mereka ialah dr Haridini Intan Setiawati (Tanti) yang merupakan dokter spesialis hemato onkologi anak; dr Haridana Indah (Indah), dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi; dan dr Hari Putranto yang berprofesi sebagai dokter bedah syaraf, tulang belakang, dan spesialis kedokteran kelautan.

Saat berbicara kepada Andy Noya, ketiga bersaudara itu mengaku memang berupaya bekerja di rumah sakit yang sama demi memenuhi keinginan terakhir sang ibunda. Almarhumah ibu mereka ialah Prof dr Dinajani H Mahdi yang merupakan guru besar bidang imunologi. Sementara itu, sang ayah, alm Laksma dr Harijanto Mahdi, merupakan dokter militer.

Tidak hanya menginginkan ketiga anaknya bekerja di tempat yang sama, jauh sebelum itu, sang ibu memang kerap berpesan kepada anak-anaknya agar dapat menjadi penolong sesama. “Ini yang membuat kami jadi nurut kali, ya. Ibu saya bilang kalau kamu jadi dokter, kamu bakal bisa bantu orang dengan tangan kosong karena terapannya langusng,“ jelas putra bungsu keluarga Mahdi tersebut.

Bagi Hari, pesan-pesan ibu memang sangat berpengaruh karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengannya. Ketiga bersaudara keluarga Mahdi tinggal bersama ibu mereka di Surabaya, sementara sang ayah harus berpindah-pindah dinas di berbagai tempat.

Meski kerap ditinggal suami bertugas, Hari bertutur bahwa ibunya dengan gigih mampu mendidik mereka dan bahkan para anak angkatnya. “Kalau melihat pejuangan ibu saya, beliau itu sangat gigih, kuat, dan mampu memberikan pengaruh yang baik kepada kami, bahkan kepada anak-anak angkatnya,” tambah Hari.

Keluarga Mahdi kemudian dapat berkumpul lagi setelah ketiga bersaudara itu lulus sekolah kedokteran. “Setelah kami lulus kedokteran, kontribusi ibu sebagai profesor di bidang alergi imunologi mulai diakui. Ibu ditarik oleh Menkokesra untuk bergabung menjadi staf ahli di Kesra. Dari Surabaya kami pindah ke Jakarta,“ tutur Hari.

Hari mengaku jalannya menjadi dokter bukan hanya karena terinspirasi kedua orangtua, melainkan juga karena kedua kakaknya. Hari kagum dengan keberhasilan Tanti dan Indah dengan spesialisasi masing-masing.


Anak angkat

Hari menjelaskan kedua orangtuanya memiliki beberapa anak angkat dengan tujuan membantu kerabat mereka. Terhadap para anak angkat itu, bapak dan ibu Mahdi sama-sama memperjuangkan pendidikan setinggi mungkin, bahkan juga mendukung menjadi dokter meski biaya pendidikannya jelas tidak sedikit.

“Jadi, mereka-mereka ini (anak angkat) yang bisa dibilang penerus jejak ayah dan ibu saya, malah beliaubeliau ini. Ibu saya selalu bangga dengan anak-anak angkatnya, berarti itu sepupu-sepupu saya ini,” tambah Hari.

Hari menjelaskan pesan sang ibu pun berusaha ia teruskan. Tiga bersaudara keluarga Mahdi juga sangat bahagia jika generasi penerus mereka juga mau bekerja sebagai penolong sesama melalui profesi dokter. Keinginan itu pun terwujud karena generasi ketiga atau cucu yang kini sudah ada yang menjadi dokter. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik