Rumah Kenangan, Semangat Kemerdekaan dari Rumah

Bagus Pradana
12/8/2020 18:35
Rumah Kenangan, Semangat Kemerdekaan dari Rumah
Pementasan teater Rumah Kenangan akan berlangsung 15-16 Agustus 2020.(Instagram @titimangsafoundation)

DISIARKAN 15 dan 16 Agustus, pukul 20:00 wib, secara daring di laman www.indonesiakaya.com., pementasan teater Rumah Kenangan sangat dengan momentum HUT RI. Produser sekaligus salah satu pemerannya, Happy Salma, mengaku memang pementasan tersebut digelar sekaligus untuk perayaan kemerdekaan Tanah Air kita.

Meski begitu, cerita yang diangkat memang bukan terkait kemerdekaan melainkan semangatnya yang diwujudkan dalam kisah keluarga di masa pandemi. "Cerita tentang keluarga ini cocok banget, tadinya sempet kepikiran karena ini bulan Agustus, apakah menyesuaikan dengan ema kemerdekaan ya, tapi kayaknya yang punya relevansi tinggi adalah kisah yang berakar dengan rumah gitu akhir-akhir ini, jadi akhirnya tema keluarga dan rumah ini lah yang memang dianggap paling pas," papar Happy Salma, selaku produser dari pementasan teater Rumah Kenangan ini dalam keterangan pers Selasa Kemarin (11/8).

"Kemudian merespon kondisi hari ini yang mewajibkan kita untuk menjalankan protokol kesehatan, maka setelah kami obrolkan, kita sepakat untuk bikin dengan format daring aja deh, jadi orang-orang bisa nonton dimana aja," lanjut Happy Salma.

Rumah Kenangan adalah kisah tentang 6 manusia dengan beragam karakter yang diikat karena persaudaraan. Selama pandemi covid-19, mereka terpaksa berada di satu rumah bersama. 

Selama itu pula, banyak rahasia yang selama ini terpendam, terungkap. Pementasan yang diproduseri oleh Happy Salma dan Butet Kartaredjasa ini juga akan dimeriahkan oleh sederet aktor yang memiliki dedikasi tinggi baik di teater maupun di perfilman tanah air seperti Reza Rahadian, Ratna Riantiarno, Susilo Nugroho, hingga Wulan Guritno.

Sastrawan Agus Noor yang menjadi sutradara mengaku mendapat pengalaman baru. "Sebuah pengalaman yang baru yang mengesankan. Tantangan utamanya bagi saya selaku sutradara adalah memindahkan peristiwa panggung ke dalam media 'cinema', ini merupakan hal baru untuk saya, karena selama ini pentas-pentas teater yang ditayangkan itu sifat hanya dokumentatif artinya video hanya merupakan hasil dokumentasi pementesan, outputnya bukan untuk ditayangkan seperti pementasan ini," jelasnya.

Ia melanjutkan jika peristiwa teater yang terjadi di panggung jauh lebih penting daripada hasil editing kamera karena itu ia tidak melakukan perlu 'cut to cut' seperti di film. Agus ingin mempertahankan peristiwa tersebut dengan mengaplikasikan konsep panggung 'one set' agar nuansa pementasan lebih terasa.

Sementara itu, Butet Kartaredjasa yang juga menjadi pemain, mengaku bahwa dirinya kehilangan sosok penonton selama proses produksi pementasan teater daring ini. "Kalau pemainnya itu enam orang, maka aktor yang ke tujuh itu adalah penonton, jadi kita kehilangan aktor yang ketuju kali ini," ungkap Butet Kartaredjasa.

Dalam proses produksinya, Rumah Kenangan dikerjakan selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seluruh proses latihan pun diadakan via aplikasi Zoom, dengan pemain dan sutradara yang berada di lokasi yang berbeda-beda. 

Selain itu karena pengerjaan pertunjukan ini bertempat di Yogyakarta maka seluruh pemain yang terlibat diwajibkan untuk melakukan rapid test terlebih dahulu, dan dinyatakan memiliki hasil nonreaktif. Seluruh pemain dan tim kerja juga selama proses produksi dikarantina di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya