Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENGGEMAR karya-karya Stephen King sebentar lagi bisa memuaskan rindu. Sang penulis besar itu mengumumkan melalui akun Twitternya, @StephenKing, jika tahun depan akan merilis novel terbaru.
Novel berjudul Later itu berkisah tentang anak laki-laki dengan kemampuan supranatural, dan bertugas menghentikan seorang pembunuh mematikan yang mengancam dari sekitar pekuburan.
Dalam cuitannya, King menambahkan keterangan ‘Tahun depan, Maret’. Buku terbarunya itu akan dipublikasikan oleh Hard Case Crime, penerbit yang merilis dua novel King sebelumnya: Joyland (2013) dan The Colorado Kid (2005).
Dengan tagline yang bertuliskan ‘Only the dead have no secrets,’ buku ini mengeksplorasi tema-tema yang semakin matang, melawan kekuatan jahat, dan hilangnya kepolosan. Protagonis dalam novel itu, Jamie Conklin, adalah anak laki-laki dengan ‘kemampuan luar biasa,’ yang memungkinkannya untuk melihat apa yang tidak dapat dilihat dan dipelajari oleh orang lain. Jamie didaftarkan seorang detektif NYPD untuk membantu dalam mengejar pembunuh mematikan.
“Nanti adalah kisah yang indah tentang tumbuh dan menghadapi iblis-iblis - apakah itu metaforis atau hal yang nyata. Mengerikan, lembut, memilukan, jujur, dan kami sangat bersemangat untuk membawanya ke pembaca,” kata Charles Ardai, dikutip dari The Independent. Ardai merupakan editor penerbit Hard Case Crime yang juga pernah memenangkan Edgar Award, penghargaan dari organisasi Mystery Writers of America (MWA) yang berbasis di New York. (M-1)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved