Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
TERNYATA bukan meteor tetapi letusan gunung berapilah yang menyebabkan bumi dilanda zaman es. Sebelumnya diyakini jika penurunan drastis suhu di bumi 13.000 tahun lalu merupakan dampak dari tabrakan meteorit. Namun, analisis baru dari sedimen batuan dalam menunjukkan bahwa temuan geologis yang awalnya dikaitkan dengan mineral yang berasal dari luar angkasa tersebut, ternyata keliru. Sebab, setelah diteliti lebih lanjut oleh tim peneliti geokimia dari University of Houston dan Baylor University di Amerika, mineral-mineral tersebut sebenarnya justru berasal jauh dari dalam Bumi yang diperkirakan muncul ke permukaan akibat letusan dahsyat gunung berapi.
"Jadi, pemicu zaman es di Bumi itu tidak datang dari luar angkasa. Bukti geokimia sebelumnya yang menunjukan sebuah meteor besar yang meledak di atmosfer hingga menyebabkan langit bumi menjadi gelap ternyata keliru, ternyata itu akibat letusan gunung berapi besar," ungkap Profesor Alan Brandon dari University of Houston, salah satu dari peneliti senior dalam studi ini, seperti dilansir Dailymail, Minggu (2/8).
Letusan dahsyat gunung berapi menyebarkan partikel ke atmosfer yang kemudian memantulkan energi panas dari sinar matahari menjauh dari permukaan bumi. Hal tersebut kemudian memicu pendinginan global atau yang dikenal sebagai Younger Dryas yang dikaitkan dengan kepunahan mammoth berbulu.
"Iklim Bumi mungkin berada pada titik kritis pada periode Younger Dryas, mungkin dari letusan gunung berapi yang kuat terjadi peningkatan tutupan salju di Samudra Atlantik Utara sehingga menyebabkan pendinginan yang intens di Belahan Bumi Utara ," papar Profesor Steven Forman perwakilan peneliti dari Baylor University.
Analisis bahan kimia yang ditemukan di lapisan tanah di Hall's Cave, Texas menemukan jejak unsur langka, termasuk osmium, iridium, ruthenium, platinum, palladium, dan renium yang setelah diusut ternyata bukan unsur mineral ekstraterestrial dari pecahan meteor, melainkan mineral khas penghuni perut bumi.
Dr. Nan Sun dari University of Houston, yang merupakan koordinator penelitian dari proyek ini menyatakan, jika merujuk analisis geokimia terhadap sedimentasi bumi, penjelasan yang cocok untuk menjelaskan pendinginan yang terjadi di bumi 13 ribu tahun yang lalu adalah penjelasan vulkanik.
"Dari analisis isotop osmium dan mempertimbangkan proporsi relatif dari unsur-unsur sedimen yang dilaporkan, besar dugaan jika pendinginan tersebut dipicu oleh proses vulkanik daripada meteorit," jelas Dr. Nan Sun yang juga merupakan koordinator penelitian.
Awalnya para peneliti meragukan teori tentang letusan gunung berapi ini, namun ketika berhadapan dengan bukti yang lengkap dan setelah melakukan penyelidikan lanjutan, satu-satunya penjelasan yang layak untuk menjelaskan pendinginan yang terjadi di bumi adalah yang vulkanik.
Lebih lanjut penelitian ini juga dapat dibaca di jurnal Science Advances. (M-4)
Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang 1 milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah(Jateng) membuka pelatihan Pemandu Wisata Gunung seiring dengan banyaknya kecelakaan di gunung
Sejak erupsi yang terjadi pada Desember 2023, hasil kebun seperti jambu mete, kakao, kemiri, kopi bahkan kelapa enggan berbuah karena sering diguyur material vulkanis.
Pendaki pemula tidak perlu terburu-buru menentukan pencapaian diri karena capaian seperti mendaki sampai ke puncak gunung memerlukan tenaga dan usaha yang lebih banyak.
Apakah kamu lebih suka liburan ke gunung atau pantai? Ternyata, pilihan destinasi liburan favoritmu bisa mencerminkan kepribadianmu yang sebenarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan mengenai radius bahaya Gunung Lewotolok yakni sejauh dua kilometer.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Dinosaurus yang secara ilmiah dinamai Istiorachis macarthurae ini diperkirakan hidup di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Inggris pada periode Kapur Awal, 125 juta tahun lalu.
Manusia purba memang faktanya hidup berdampingan dengan dinosaurus. Namun, dinosaurus yang dimaksud bukanlah dinosaurus berukuran raksasa.
Ilmuwan mengungkap faktor yang membuat sauropoda, dinosaurus berleher panjang, bisa tumbuh raksasa.
Spesimen tersebut diduga merupakan salah satu dinosaurus tertua di dunia dengan perkiraan usia mencapai 233 juta tahun yang lalu.
Jejak kaki dinosaurus Acrocanthosaurus berusia 110 juta tahun terungkap usai banjir dasyat yang melanda Texas, awal Juli lalu.
Tidak semua dinosaurus raksasa mengandalkan kekuatan penuh saat berburu. Beberapa lebih memilih presisi dan teknik dibanding brutalitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved