Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BAGI mereka yang meng khawatirkan materi saat ber bagi, berkacalah pada Imas Masitoh Resmiatin. Meski hanya bermata pencaharian sebagai tukang gorengan, ia rela menyisihkan rezeki untuk menolong anak yatim piatu. Bahkan, ia mampu mendirikan pondok yatim duafa Roudotul Amanah yang menampung ratusan anak dan sejumlah kaum jompo.
Menjadi narasumber Kick Andy pada episode Pahlawan Kaum Marjinal yang tayang hari ini, Imas menuturkan kisahnya berawal dari keterpurukan. Pada 2012, ia kehilangan anak
keempat begitu dilahirkan.
Setelah mampu bangkit, Imas kembali berjualan gorengan di sekitar sekolah di daerah tempat tinggalnya, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat. Pada kesempatan itulah, Imas bertemu dengan tujuh anak yatim.
“Waktu saya jualan gorengan lagi, saya bertemu dengan anak-anak tersebut. Saya sering menggratiskan gorengan kepada mereka, kemudian kadang saya bikin semacam penggalangan dana waktu jualan, nanti hasilnya saya kasih ke anak anak yatim tersebut,” imbuh perempuan 45 tahun itu.
Melihat pentingnya pertolongan bagi anak-anak tersebut, Imas merasa perlu membuat rumah singgah. Pada 2014, dengan dukungan suami, ia mengontrak rumah seluas 5x8
meter. Dari awalnya hanya tujuh anak yang ditampung pada hari biasa, pada akhir pekan, jumlah anak yang datang mencapai sekitar 30 orang.
Ujian
Di tengah upayanya untuk menolong sesama, ujian baru datang. Pada 2017, sang suami kehilangan pekerjaan dan Imas menderita strok. Saat itu pula banyak orang mencibir
karena mengganggapnya terlalu memaksakan diri ingin menolong orang banyak, sedangkan diri sendiri paspasan. Imas dan suami dapat meneruskan keberadaan rumah
singgah yang saat itu sudah menampung 130 anak dan 12 orang jompo.
Tentunya tidak hanya dengan kekuatan sendiri. Imas bersyukur mendapat banyak donatur. Dari bantuan kolektif itu pula ia bisa membuat rumah singgahnya menjadi pondok
yatim duafa yang diberi nama Pondok Roudotul Amanah.
"Sekarang, bangunannya sudah beres. Mungkin ke depannya anak-anak bisa segera pindah ke pondok yatim ini, kemudian pondok ini bisa menjadi pusat kegiatan
masyarakat," jelasnya. Imas berharap niatnya untuk menolong anak yatim dan para duafa dapat terus terjaga.
Ia yakin selama ada keyakinan, Yang Mahakuasa selalu memberi pertolongan di jalan kebaikan. Sebab itu pula berbagi kepada sesama tidak perlu menunggu kaya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved