Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KECERDASAN buatan atau Artificial Intelligence (AI) mungkin belum mampu mengidentifikasi ekspresi emosional rumit dari manusia seperti rasa cinta. Namun kualitas hubungan rumah tangga sebentar lagi dapat diprediksi oleh teknologi itu.
Pencipta teknologi itu adalah kelompok ilmuwan dari University of California, Amerika Serikat. Para peneliti telah menghimpun data dari 11.196 pasangan untuk mendefinisikan bentuk ideal dari hubungan yang harmonis dalam rumah tangga, termasuk menentukan indikator-indikator yang merupakan turunan dari bentuk komitmen pada hubungan yang dibangun seperti kepercayaan pada pasangan, penghargaan terhadap pasangan, hingga kepuasan seksual.
Di sisi lain, teknologi ini juga mampu mendeteksi risiko-risiko yang mengancam keharmonisan dalam rumah tangga seperti munculnya depresi hingga masalah komunikasi yang menyebabkan hubungan menjadi tidak nyaman lagi.
Profesor Psikologi Samantha Joel, psikolog senior yang menjadi bagian dari tim peneliti di University of California mengungkapkan jika kualitas hubungan ini ternyata memiliki korelasi positif dengan kesehatan, kesejahteraan bahkan hingga produktivitas kerja.
"Kepuasan psikis yang diperoleh dari keharmonisan hubungan dengan pasangan ternyata memiliki implikasi penting terutama bagi kesehatan, kesejahteraan dan produktivitas kerja," ungkap Prof. Joel, seperti dilansir dari dailymail (28/7).
Ia bersama timnya kemudian menyeleksi indikator yang dianggap paling dapat diandalkan untuk menentukan kualitas hubungan yang ideal untuk dimasukan ke Pemelajaran Mesin (Machine Learning) sebagai basis data dari kecerdasan buatan yang tengah ia kembangkan.
Selain memasukan indikator penentu yang berhubungan dengan komitmen dalam berhubungan, Prof. Joel juga menambahkan karakteristik individu dalam pemelajaran mesin-nya.
Menariknya faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik individu tersebut justru yang tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan faktor penentu kualitas hubungan yang lain. Tercatat faktor tersebut hanya menjelaskan 5 persen dari keharmonisan rumah tangga yang mampu dipetakan oleh 'Machine Learning' yang dikembangkan University of California.
"Ternyata keharmonisan hubungan itu tidak melulu dipengaruhi oleh karakter individu dari pasangan anda masing-masing. Berdasarkan pemetaan mesin yang kami kembangkan, faktor yang paling berpengaruh justru adalah variabel yang berhubungan dengan komitmen terhadap pasangan, ia dua hingga tiga kali lebih prediktif untuk menilai kualitas hubungan," ungkap peneliti yang memiliki ketertarikan pada isu psikologi tentang 'romantic relationships' ini.
"Namun bukan berarti, karakter pasangan ini lantas anda kesampingkan, karena biar bagaimana pun karakter pasangan juga merupakan faktor yang penting dalam keharmonisan hubungan anda, sebab setiap orang pasti ingin pasangannya romantis," pungkasnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved