Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
CARA berpikir yang kreatif dan inovatif ialah salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh anak muda. Banyak orang bilang bahwa generasi muda ialah harapan kemajuan suatu bangsa. Akan tetapi, bagaimana mereka dapat melahirkan inovasi yang kreatif jika situasi dan kondisi di sekitar sedang tidak menentu, atau bahkan bisa menjadi kendala?
Pandemi korona (covid-19), misalnya, menjadi salah satu tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Dalam masa-masa seperti inilah, kreativitas kita diuji. Perihal itu, Media Indonesia berbincang dengan Ayu Sabrina, mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Peraih medali emas di ajang Advanced Innovation Global Competition (AIGC) di Singapura itu bercerita bagaimana langkah yang harus ditempuh anak muda dalam mewujudkan inovasi dan gagasannya. Berikut kutipan wawancara bersama mahasiswa angkatan 2018 tersebut, Kamis (18/6):
Bagaimana pengalamanmu mengikuti AIGC?
Waktu itu di kampus ada bagian riset ilmu sosial dan ilmu politik, nah karena Ayu memang berkecimpung di situ, dan ada info soal AIGC, majulah kita satu tim. Lima orang. Dari hubungan internasional, dari administrasi publik, dan teknik informatika. Setiba di Singapura, kami presentasi itu, ada 114 peserta dari seluruh dunia. Saat itu kita ambil bagian lingkungan. Kami angkat climate change, terus kita buat platform atau aplikasi yang namanya Masih Oke.
Kenapa Masih Oke?
Masih Oke itu ceritanya begini. Kalau misalnya di kampus atau acara resmi itu kan biasanya banyak makanan sisa yang masih layak dan masih punya nilai jual, tapi sering kali terbuang begitu saja. Nah, kami memfasilitasi lewat aplikasi itu supaya makanan sisa tadi bisa dijual lagi, terus bisa benefit, entah bagi yang punya acara atau untuk lingkungan itu sendiri.
Caranya?
Singkatnya, di dalamnya kan ada pengguna (user), mereka nanti menginformasikan kalau di tempatnya ada makanan. Dia posting cerita terbaru, di lokasi ini, makanannya seperti ini, harganya segini, jadi semua terperinci dan harganya pasti lebih murah. Ketimbang dibuang sia-sia, mending menghasilkan uang.
Aplikasinya masih aktif?
Masih karena memang kakak-kakak dari teknik informatika terus mengembangkan. Kalau dibuka di Play Store, ada Masih Oke. Memang belum berkembang pesat seperti Gojek, meskipun kalau di wilayah kampus dan sekitarnya masih bisa.
Apakah bisa kita manfaatkan di masa pandemi seperti saat ini?
Bisa sekali. Cuma sayangnya, kondisi sekarang ini, setiap anggota sedang balik kampung semua. Mau melanjutkan secara daring itu bisa, tapi masih kurang. Tapi kalau kita satu tim sudah berkumpul lagi, pasti bisa berkembang.
Menurut kamu, seberapa penting inovasi bagi generasi muda saat ini?
Penting sekali karena kita tinggal di dunia yang bergerak dan dinamis. Kalau tidak berinovasi, pasti akan ketinggalan. Apalagi untuk anak muda, itu sangat penting karena kita jangan hanya mengikuti tren, tetapi juga menyajikan solusi demi solusi. Jadi, inovasi itu tidak asal-asalan, tetapi berangkat dari masalah-masalah yang ada, lalu kita sajikan.
Inovasi memang bisa laris kalau sudah dibutuhkan masyarakat. Jadi, anak muda harus peka. Memang anak mudalah yang harus jadi tonggak dari inovasi-inovasi. Tapi itu baru inovasi. Kalau pengembangan, masih kurang. Inovasinya mungkin banyak, tapi pengembangan masih terkendala. Saya sendiri juga mengalami, terutama masalah pendanaan.
Apakah kamu juga sudah mengembangkan inovasi di dunia daring?
Januari lalu, saya merilis SalamPrestasi.id yang bergerak di bidang literasi. Terus ada juga 1001 Panti yang memberdayakan adik-adik di panti. Waktu Ayu rilis itu, respons dari pengguna media sosial bagus sekali. Lalu, teman-teman juga jadi tergerak untuk membuat seperti ini, membuat platform untuk membantu masyarakat, menggalang donasi.
Di masa pandemi ini justru terlihat bagaimana upaya anak muda untuk menjawab permasalahan yang tengah dihadapi. Meskipun belum menjawab secara keseluruhan, paling tidak mereka sudah mencoba berkontribusi pada satu hal yang spesifik.
Indeks inovasi global Indonesia tahun lalu masih di peringkat 85 dari 129 negara. Menurutmu, bagaimana kita bisa mengatasi ketertinggalan ini?
Saya pikir perlu ada integrasi dari berbagai aktor untuk masalah ini. Memang anak muda yang menjadi ujung tombak dalam inovasi, tetapi terkadang apa yang mereka pikirkan tidak terealisasi karena berbagai kendala. Integrasi bisa dari pemerintah, atau stakeholder yang memang punya spesialisasi di suatu bidang. Selain itu, kita juga butuh kesadaran masyarakat.
Saya ikut di forum-forum dan di sana kadang teman-teman yang punya inovasi itu kalau menawarkan ke masyarakat lalu tidak diterima, seperti down begitu. Memang butuh mental sejak awal sepertinya. Apalagi ketika pengalaman Ayu di Singapura itu, inovasi yang ditawarkan anak-anak Indonesia bagus-bagus. Ada yang bidang biologi, ada yang sains dan teknologi.
Seberapa krusial peran masyarakat untuk mendorong inovasi?
Masyarakat sangat penting untuk inovasi karena kepada merekalah kita mengimplementasikan inovasi. Jadi, selain ada pemerintah dan stakeholder, perlu respons positif juga dari masyarakat. Sederhananya, dari pengalaman saya, misal dari masyarakat sudah memberikan respons positif, nanti untuk menjangkau pemerintah dan stakeholder akan lebih mudah. Memang banyak sekali indikator yang harus dipenuhi untuk menjangkau indeks, tapi salah satu yang tidak kalah penting ialah bagaimana implementasinya di masyarakat. (M-2)
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Pikun sering terjadi saat bertambahnya usia, kondisi ini ditandai dengan mengalami kehilangan daya ingat terhadap peristiwa yang terjadi.
Ia juga mengatakan banyak skill yang terasah selama mengikuti kegiatan itu, termasuk skill berkomunikasi hingga melatih kepercayaan diri berbicara di hadapan publik.
Mereka hadir dalam simulasi konferensi bukan sebagai diri sendiri, melainkan wakil negara dan lembaga.
Melalui proyek eco enzyme, Green Rangers ingin mengingatkan bahwa ada limbah yang bisa diolah untuk menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan dan perekonomian.
Anak-anak diajak berkolaborasi menggambar tentang isu lingkungan hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved