Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PANDEMI covid-19 membuat banyak teman kita mengeluh begitu bosan di rumah. Setelah seharian mengerjakan tugas sekolah, kita memang butuh hiburan, ya. Lalu bagaimana caranya jika ingin hiburan yang seru dan membuat kita asyik bergerak, sementara kita tidak boleh keluar rumah?
Nah salah satu caranya bisa dengan mencontoh yang dilakukan beberapa teman kita yang hobi menari ini. Mereka ialah Rachelia Sudirja Ang dan Felicia Chandra. Hobi menari mereka sudah diasah cukup lama sehingga bisa dikatakan sudah jago. Selama pandemi ini Rachelia dan Felicia bisa terus asyik berlatih berkat kelas daring (online). Kebetulan keduanya bergabung di HIJakarta Production.
Pada Selasa (2/6) lalu, Medi juga sempat melihat proses latihan rutin mereka secara daring dengan ditemani Kak Riri Kumalasari Emily dan Kak Saul Kely yang merupakan pelatih di HIJakarta Production. Latihan mereka cukup seru loh Sobat Medi!
Teman-teman kita itu sangat bersemangat mengikuti gerakan yang dicontohkan Kak Saul. Tidak cuma serius, mereka juga terlihat sangat menikmati. Meskipun kerap mengalami kendala koneksi internet saat latihan tari secara daring, Rachelia mengaku tetap mendapat banyak suka ketimbang duka.
Bakat menari yang dimiliki, menurutnya, ialah kegemaran yang sangat disayangkan jika tidak dikembangkan lebih jauh lagi.
"Aku ingin bisa menginspirasi orang-orang lewat menari. Jadi orang itu bisa gak bilang, ‘ah nari cuma begini-begini saja’. Karena kalau menari itu kan, kalau kita senang, kita bisa menari; kalau sedih pun, kita juga bisa menari. Yang penting bisa jadi berkat untuk orang lain," tutur siswa SMP Ipeka Sunter ini.
Berbeda dengan Rachelia, Felicia awalnya belajar balet di usia tiga tahun. Namun, karena sangat cinta dengan dunia menari, ia kemudian belajar hiphop bersama Kak Saul dan Kak Riri untuk menambah pengalaman, kekuatan, dan keterampilan.
Bagi Felicia, pengalaman adalah guru terbaik. Berkat kegemaran mencoba hal baru, teman kita yang akrab disapa Fe ini sekarang juga bisa membawakan bermacam jenis tarian, bahkan tari tradisional.
"Saya bisa tranditional dance. Betawi, Sunda, jaipong. Selama belajar dari rumah ini kendalanya suka enggak detail, lebih kecil daripada latihan langsung. Sama sinyalnya," tambah siswa kelas 6, Sekolah Bina Gita Gemilang ini.
Tantangan
Latihan daring teman-teman kita ini sudah berlangsung sejak pertengahan Maret lalu. Untuk menjadi seorang penari sukses, imbuhnya, banyak tahap yang harus dilewati.
Menurut Kak Saul, seorang penari juga bisa saja melahirkan suatu gerakan ikonik layaknya Michael Jakson atau Elvis Presley. Hanya saja, hal tersebut membutuhkan berbagai kombinasi, dari teknik hingga imajinasi. Memberikan latihan daring untuk anakanak, juga memiliki tantangan tersendiri. Meski begitu, ia dan Kak Riri punya berbagai konsep selain latihan daring secara tatap muka, yakni membuat video tutorial yang dikirim ke setiap anak.
"Jadi, dari situ mereka bisa belajar ulang lagi. Secara tatap muka kita jelaskan, secara tutorial mereka bisa lebih mantap lagi. Karena kalau lewat tatap muka saja, sayang ke mereka juga. Tetapi saya juga jelaskan ke anak-anak, kalau ini juga tantangan bagi mereka bagaimana caranya bisa menerima koreografi , belajar lewat online seperti ini. Karena kalau lewat online ini saja mereka sudah bisa, biasa, dan cepat, apalagi nanti waktu kita kembali ke studio, pasti lebih gampang,” tutur Kak Saul.
Meski banyak tantangan yang perlu dilewati, Kak Riri mengatakan bahwa masa pandemi ini sebenarnya juga membawa manfaat yang baik lo sobat Medi. Ia mengatakan, sedari awal adanya pengumuman bahwa ada virus korona (covid-19) di Indonesia, ia dan tim sudah menyusun
sejumlah program.
Meski saat ini ia belum memanfaatkan saluran seperti Youtube, sejumlah anak sudah diajak untuk tampil di siaran langsung Instagram. Adapun nama programnya sendiri ialah Hi On Air. Program itu juga dimanfaatkan untuk menggalang donasi, dengan peserta maupun pembawa acaranya ialah anak-anak.
"Jadi istilahnya mereka berganti-gantian buat konsep, kita berupaya bikin mereka tugas-tugas yang sifatnya team work. Bikin koreografi , tapi harus grup, nanti mereka juga belajar editing, jadi lebih mengajak mereka untuk explore sesuatu yang baru di luar basic yang mereka dapatkan di dancing,” tutur Kak Riri.
Selain itu, mereka punya Online Camp. Program itu akan mulai berjalan di bulan ini Anak-anak akan diajarkan segala sesuatu tentang panggung atau produksi. Lebih serunya lagi, selain dapat ilmu baru, di sini anak-anak juga akan punya kesempatan untuk mengenal lebih banyak teman dari berbagai pelosok negeri.
"Jadi jaringannya juga tambah lebih luas lagi. Biasanya kan kita cuma ketemu di acara atau lomba, eh online ini ternyata juga ada hikmahnya, kita bertemu semua melalui online,” pungkasnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved