Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Cara teknologi Merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Fetry Wuryasti
05/6/2020 17:00
Cara teknologi Merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh 4 Juni juga dapat dirayakan secara digital lewat beragam teknologi penyelamatan alam.(Unsplash/ Casey Horner)

HARI ini adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dan tahun ini fokusnya adalah perlindungan keanekaragaman hayati dunia. Google berbagi bagaimana teknologi tetap bisa melindungi keanekaragaman hayati.

1. Melindungi spesies laut dengan cloud computing

Lautan menutupi 72% permukaan bumi, dan keragaman spesiesnya sangat unik. Selain itu, banyak orang menggantungkan mata pencahariannya kepada laut, terutama di Asia-Pasifik.

Pada tahun 2016, bersama dengan Oceana dan SkyTruth, Google meluncurkan Global Fishing Watch, sebuah platform untuk meningkatkan kesadaran terhadap industri perikanan serta mendorong kebijakan yang ramah lingkungan melalui transparansi.

Global Fishing Watch mengombinasikan teknologi cloud computing dengan data satelit, dan untuk pertama kalinya di dunia, menyediakan pandangan global terhadap aktivitas penangkapan ikan komersial.

Inisiatif ini menyediakan bagi semua orang di dunia, baik perorangan, pemerintah, industri, dan peneliti, sebuah platform online untuk memvisualisasikan, melacak, dan membagikan informasi tentang aktivitas perikanan secara global.


2. Sistem yang mengenali suara gergaji di hutan

Deforestasi menyebabkan 17% dari emisi karbon global dan Rainforest Connection menggunakan TensorFlow, platform machine learning open-source Google, untum mencegah pembalakan liar di berbagai hutan hujan tropis di seluruh dunia.

Mereka menempatkan ponsel model lama di atas pohon untuk merekam suara di hutan lalu melatih sistem machine learning untuk mengenali suara gergaji mesin dari berbagai suara yang ada di hutan.

Ini membantu para penjaga hutan mendapatkan notifikasi instan saat ada pembalak liar yang berusaha menebang pohon secara ilegal.

3. Peta pemantau tutupan hutan

Habitat alami sangatlah penting bagi perlindungan dan keberlangsungan hidup berbagai spesies flora dan fauna di seluruh dunia.

Deforestasi menyebabkan 17% dari emisi karbon global. Itulah mengapa kita perlu secara ketat memonitor dan pada akhirnya mengurangi risiko deforestasi untuk memastikan habitat yang ada tetap dilestarikan.

Maka, pada tahun 2013, melalui kerja sama yang dipimpin oleh para peneliti di University of Maryland, Amerika Serikat, Google membantu peluncuran Global Forest Watch, yaitu sebuah peta yang menguantifikasikan luas hutan secara global dan perubahannya, mulai dengan data dari tahun 2000.

Pemetaan hutan global secara kronologis ini tidak hanya memungkinkan berbagai aplikasi ilmiah, seperti upaya pemodelan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, namun juga menjadi dasar bagi pembentukan kebijakan dengan menyediakan data objektif tentang hutan yang bisa langsung dimanfaatkan oleh pemerintah, organisasi sipil, dan industri swasta untuk memperbaiki pengelolaan hutan.


4. Platform bagi pemerintah kota

Pemanasan global telah berdampak besar pada habitat alami berbagai spesies, dan mengurangi emisi karbon adalah salah satu cara menanggulanginya.

Environmental Insights Explorer adalah sebuah alat online yang dibuat melalui kolaborasi dengan Global Covenant of Mayors for Climate & Energy (GCoM) dan sejauh ini telah digelar di lebih dari 120 kota di seluruh dunia.

Alat ini dirancang untuk memudahkan aparat pemerintah kota mengakses dan menindaklanjuti kumpulan data baru terkait iklim.


5. Memvisualisasikan dampak perubahan iklim

Mulai dari peta yang menggambarkan data aktual dan prediksi peningkatan tinggi permukaan laut, hingga visualisasi data interaktif yang mengajak Anda menyelam di laut dan melihat dampak kenaikan suhu, “Heartbeat of the Earth” adalah sebuah inisiatif yang dilakukan bersama dengan UNFCC untuk meningkatkan kesadaran terhadap dampak perubahan iklim. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya