Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Faktor Gen Ternyata Memengaruhi Sensitivitas Seseorang

Bagus Pradana
04/6/2020 01:48
Faktor Gen Ternyata Memengaruhi Sensitivitas Seseorang
Faktor gen turut memengaruhi kepekaan seseorang.(Unsplash )

Selain faktor pengaruh lingkungan sosial, aspek-aspek sensitivitas yang dimiliki oleh seseorang itu ternyata juga diwarisi secara genetik. Itu fakta teranyar yang berhasil diungkap oleh para peneliti di Inggris dalam sebuah penelitian ilmiah.

Para peneliti dari Queen Mary University di London mengklaim telah berhasil membuktikan bahwa sensitivitas seorang individu ternyata memiliki dasar genetik, setelah melalui serangkaian penelitian genetika yang melibatkan 2.800 responden yang merupakan anak kembar (baik identik maupun tidak identik).

Penemuan ini memberi perspektif baru mengenai kepekaan manusia, bagaimana kecenderungan seseorang dalam berprilaku atau bersikap di berbagai situasi.

Dilansir dari dailymail.com (3/6), peneliti dari Queen Mary University of London, Profesor Michael Pluess, menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan abadi tentang kepribadian manusia: 'apakah merupakan sifat bawaan (genetik) atau konstruksi sosial?'.

"Ini adalah pertama kalinya kami mampu mengukur seberapa besar sensitivitas yang dimiliki manusia ini mampu dijelaskan oleh faktor genetik," papar Pluess.

Penelitian melibatkan sekitar 1.000 pasangan kembar identik dan 1.800 non-identik, sekitar setengahnya berjenis kelamin sama. Pemilihan responden kembar dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan kemiripan genetika pada orang kembar.

Dengan menganalisis data dari para responden kembarnya, tim peneliti dari Queen Mary University of London ini berhasil menemukan 47 persen indikasi genetik yang memengaruhi sensitivitas responden ketika menghadapi situasi tertentu.

Hasil penelitian ini kemudian diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry dan merupakan terobosan karena para peneliti untuk pertama kalinya menunjukkan kaitan antara sensitivitas yang selama ini hanya dipandang dari kacamata psikis saja dijelaskan faktor-faktor genetiknya secara komprehensif.

Profesor Pluess percaya bahwa temuan ini dapat membantu para peneliti untuk memahami dan menangani berbagai masalah psikis yang dialami oleh manusia secara lebih detail lagi. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya