Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Ngeteh atau Ngopi yang Lebih Sehat?

Fetry Wuryasti
23/5/2020 17:10
Ngeteh atau Ngopi yang Lebih Sehat?
Kafein dalam jumlah sedang dapat meningkatkan suasana hati dan energi. Sementara teh memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.(Unsplash/ Katrin Hauf)

KOPI dan teh, kedua minuman yang diseduh panas ini memiliki banyak penggemar fanatik. Menikmati secangkir teh yang baru diseduh, bisa membuat Anda merasa lebih tenang atau terhidrasi. Sedangkan secangkir kopi sebelum meeting, bisa membuat Anda merasa lebih terpusat dan jernih.

Meskipun ada banyak penelitian tentang efek positif dan negatif dari kedua minuman, sebagian besar pengamatan, dan penelitian ilmiah masih tidak yakin apakah satu minuman panas lebih baik daripada yang lain.

Jika menilai murni dari kafein, kopi mengandung hampir dua kali lipat jumlahnya dari teh hitam. Terlalu banyak kafein dapat merusak kesehatan Anda. Jadi teh bisa dibilang menang dalam kasus ini.

Dalam hitungan kalori, kopi dan berbagai jenis teh, selama Anda tidak menambahkan susu atau gula, dapat membantu memulai metabolisme atau menekan nafsu makan Anda.

Jika Anda melihat kandungan antioksidannya saja, maka teh kemungkinan merupakan pelopor bagi banyak polifenol anti-inflamasinya, yang dikatakan membantu melawan penyakit.

Bagi kebanyakan orang, tendangan kafein atau efek bangun mungkin menjadi alasan utama Anda memilih minuman.

The New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa kafein dalam jumlah sedang dapat membuat Anda terjaga, meningkatkan suasana hati, energi, kewaspadaan, konsentrasi, dan bahkan kinerja atletik Anda. Namun, terlalu banyak dapat memberi tekanan pada jantung.

"Di zaman tua pertempuran antara teh dan kopi di Australia, kopi bertahan, dan bahkan tumbuh, dan memimpin," kata Michele Levine, CEO Roy Morgan Research.

Sebuah laporan baru-baru ini menyatakan mayoritas orang Australia (56,1%) minum setidaknya satu cangkir kopi dalam seminggu dan hanya setengah (47,6%) yang minum teh.

Secara budaya, ritual merebus ketel untuk secangkir teh pagi atau bertemu teman untuk minum kopi, dapat menjadi latihan yang mengangkat suasana hati dan karenanya bermanfaat bagi kesehatan kita, selama dalam jumlah cukup. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik