Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Akibat Korona, Perusahaan Perlengkapan Outdoor Produksi APD

Fetry Wuryasti
25/4/2020 09:10
Akibat Korona, Perusahaan Perlengkapan Outdoor Produksi APD
Boogie Apparel, 4Life dan Boogie (Advindo) berkolaborasi untuk memproduksi APD.(Dok Boogie Apparel)

WABAH covid-19 menimpa berbagai industri industri tekstil dan produk tekstil (TPT), tidak terkecuali produksi perlengkapan alat outdoor. Di sisi lain, ketersediaan baju hazmat alat pelindung diri (APD) agi tenaga kesehatan dan petugas garis depan penanganan korona sangat terbatas.

Berawal dari ingin mencari solusi permasalahan tersebut, tiga perusahaan yaitu Boogie Apparel, 4Life dan Boogie (Advindo) berkolaborasi untuk mempelajari dan memproduksi hingga mensimulasikan tutorial penggunaan pakaian APD tenaga kesehatan dan kantung jenazah yang dikhususkan untuk jasad pasien covid-19.

"Adanya kebutuhan dan permasalahan ketersediaan APD tenaga kesehatan yang punya link dengan kami. Sementara permintaan  produk outdoor menurun tajam. Akhirnya kami pelajari persyaratan, ketentuan dan fungsi APD Nakes untuk penanganan Covid 19. Kami petakan potensi yang dimiliki  perusahaan. Jadi  tadinya sekadar mencari solusi buat Nakes, berlanjut menjadi sebuah peluang (sementara)," ujar Pemilik Boogie Advindo, Anas Ridwan, menginformasikan melalui lini pesan, Jumat (17/4).

Dari situs organisasi kesehatan dunia (WHO) mereka mempelajari  apa ketentuan dan persyaratan tentang baju hazmat APD khusus covid-19. Boogie Advindo fokus di produksi dan mencari material, karena masalah utamanya di material.

Bahan yang digunakan telah lulus uji impact penetration 0,0 gr. Artinya APD ini tidak tembus air sesuai standar WHO dan Balai Besar Tekstil Kemenperin. Jubah yang tersedia terbagi beberapa  level proteksi yaitu hazmat coverall level 1 seharga Rp 99 ribu yang merupakan sekali pakai.

Lalu hazmat coverall level 1-2, untuk seharga Rp 190 ribu. Kemudian surgical gown Rp 150 ribu. Untuk pakaian pemeriksaan intensif dan tindakan , baju hazmat APD level 3 dijual dengan harga Rp 450 ribu termasuk cover sepatu. Pakaian ini semua bisa dicuci kecualo hazmat level 1.
 
"Kemudian kami membuat video tentang penggunaan APD dan kantong jenazah. Dua mitra lainnya mensosialisasikan kondisi dan permasalah APD dan kami tawarkan solusinya. Ini juga kendala utama karena banyak sekali informasi yang 'simpang siur'tentang APD yang aman dan nyaman ini," kata Anas.

Dengan permintaan yang tinggi, untuk sementara ini APD menjadi mayoritas produksi perusahaan tersebyt. Produksi alat outdoor seperti perahu, tenda dan alas kaki masih berjalan dengan jumlah sedikit. Sedangkam untuk produksi perahu karet hanya menyelesaikan sisa orderan.

"Untuk produksi tas outdoor sudah berhenti produksi. Sebagian karyawan sudah di rumahkan. Sekarang penjualan Boogie dari memproduksi APD, kantong mayat masih skala pesanan khusus," kata Anas.

Hikmahnya, kata dia, Industri harus punya kemandirian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan memproduksi  APD. Apalagi kalau bisa sampai ekspor.

"Selanjutnya kita 'mengalir aja', karena mengurus perizinan pun lama dan tak mudah," kata Anas.

Sampai bulan Maret lalu, kontribusi penjualan Boogie utamanya masih di perahu karet. Kemudian perusahaan berganti haluan produksi sementara. Untuk

"Untuk APD kami produksi dibantu jaringan garmen di Bogor dan Bandung. Jumlahnya tergantung order, bisa ribuan perminggunya.
Ada persentase APD yang kita berikan gratis ke tenaga kesehatan.

Penjualannya rata-rata fullpayment. Kami terus ikuti protokol pencegahan COVID 19. Saya selalu menekankan dalam bekerja. prioritas utama adalah mencegah menjaga kesehatan diri dan lingkungan," tukas Anas. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya