Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Fluiditas Harry Styles dalam Fine Line

MI
22/12/2019 01:55
Fluiditas Harry Styles dalam Fine Line
Fluiditas Harry Styles dalam Fine Line(Dok. Columbia Records)

SEBAGAI karya sophomore-nya, Fine Line menyerakkan Harry Styles yang memang fluid-genre dengan karakter yang lebih matang.

Entah Anda akan memulainya dari mana terlebih dahulu untuk menikmati secara utuh 12 trek yang tersaji di Fine Line. Dari trek awal hingga nomor empat (Lights Up), karakter yang ditonjolkan lebih pada euforia dengan memanfaatkan komposisi aransemen yang semarak.

Transisi bisa kita nikmati pada trek kelima, Cherry, yang secara lirik pembuka menyiratkan suatu perasa­an resah pada mantan kekasihnya. Don’t you call him ‘baby’ /We’re not talking lately / Don’t you call him what you used to call me. Dari Cherry hingga She yang menjadi trek kedelapan, nuansa lagu-lagunya lebih berwarna liris dengan beat yang lebih ­mellow. Meski tidak semuanya harus mendayu biru, ­Falling, yang jadi nomor keenam, boleh dianggap sebagai yang paling liris lewat nuansa baladanya dengan menghadirkan unsur piano tipis lebih kentara.

Lalu pada trek kesembilan, Sunflower, Vol 6, Anda mungkin saja akan mendengar nuansa vokal ala Adam Levine beserta Maroon 5-nya di diskografi akhir-akhir ini, melalui aransemennya.

Namun, aransemen yang ­terdengar seperti irama pantai ini juga terpengaruh dengan warna psychedelic. Yang membuat kita bisa ­bergoyang, layaknya pada trek-trek mula album, seperti ­Watermelon Sugar atau Adore You. Treat People With Kindness membubuhkan unsur gospel pada awalan.
Fine Line, sebagai sajian penutup, menghadirkan nuansa dreamy yang mungkin sekilas terdengar ala Bon Iver.

Dengan meminimalisasi tetabuhan perkusi dan dinanyikan dengan agak mengawang, serta bubuh­an piano dan gitar. Unsur tetabuhan barulah muncul pada menit-menit keempat dalam lagu yang berdurasi 6 menit 19 detik ini.

Pada album keduanya ini, Styles semakin menampilkan diri sebagai solois yang matang dan berkarakter, lepas dari ­image boyband. Karya ­solonya di waktu lalu ditandai dengan kemunculan single Sign of the Times yang juga apik dengan ­pengaruh rock klasiknya. Rock barangkali juga cukup memengaruhi pada album pertamanya, yang bertajuk atas namanya. Baik lewat Carolina, Only Angel, maupun Kiwi. Beberapa lagu yang bernuansa ­lebih liris pada Fine Line sebenarnya ­cukup memiliki konektivitas dengan penutup trek pada album perdana, From the ­Dining Table. (Jek/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik