Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ASIAN Games 2018 memang telah lama usai, tetapi semangat nasionalisme dan sportivitas dalam pesta olahraga terbesar Asia yang dihelat di Indonesia itu masih menguar hingga kini. Hal itu, antara lain ditandai dengan kehadiran film terbaru Lola Amaria, 6,9 Detik.
Film tersebut berkisah tentang sepak terjang Aries Susanti Rahayu, atlet panjat tebing Indonesia yang telah berkali-kali mengharumkan nama negeri, termasuk di Asian Games 2018. Di ajang tersebut, Aries yang acap dijuluki spiderwoman, menyumbangkan 2 medali emas bagi kontingen Merah Putih.
Film berdurasi 80 menit itu secara khusus menceritakan cuplikan hidup Aries saat menjalani pelatnas, dan juga menguak masa lalu Aries di tempat kelahirannya, Grobogan, Jawa Tengah.
Aries kecil tidak bisa hidup bersama dengan sang ibu, Maryati. Pasalnya, Maryati mesti melakoni profesi TKI di Arab Saudi untuk mencari nafkah. Impian untuk dapat hidup bersama sang ibu itulah yang lantas memantik motivasinya menjadi jawara panjat tebing.
Hal itu yang menjadikan sosok Aries istimewa di mata Lola, dan kisah itulah yang kemudian turut menginspirasinya dalam film. Aries tidak hanya berjuang sekadar untuk kegemilangan karier dan prestasinya, tapi juga untuk sang ibu yang selalu di hatinya.
“Dalam skenario, pokoknya dia harus menang karena nanti kalau dapat emas atau dapat bonus, ibunya tidak perlu bekerja lagi di Arab Saudi. Jadi, semuanya demi ibu. Intinya, kemiskinan tidak dapat menghalangi siapa pun untuk terus maju termasuk sosok Aries ini. Bagaimana dia punya kekuatan untuk bisa maju untuk bisa menginspirasi orang banyak, untuk bisa menghadapi tantangan-tantangan yang ada di setiap fase hidupnya,” tutur Lola, di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Rabu, (18/9).
Pada akhirnya, Lola menjadikan Aries sebagai pemeran utama dalam filmnya. Sebab, sukar mencari aktris yang dapat memanjat secepat Aries. Untuk itu, Aries kemudian di-gambleng belajar akting sebulan sebelum syuting dimulai, di sela masa libur pelatnas.
Kepiawaian Lola dalam mengarahkan, memberi kesan yang amat membekas bagi Aries. Nuansa yang cukup sentimentil berhasil membuatnya mengucurkan air mata dan dari situ pula ia dapat merasakan kembali bagaimana perjuangan dan perjalanan sepanjang kariernya. Lewat film 6,9 Detik, Aries lantas berharap ceritanya dapat menjadi manfaat untuk semua orang, sekaligus memberi motivasi untuk rekan-rekan lainnya.
“Yang tidak kalah penting, semoga bisa memperkenalkan dunia panjat tebing di antara kita semua,” ujar Aries. (M-2)
Sutradara Joko Anwar kembali menggarap genre komedi yang dibalut elemen horor bertajuk Ghost in The Cell (Hantu di Penjara).
Film animasi Panji Tengkorak menggabungkan elemen laga, mitologi, dan drama emosional dengan visual animasi yang modern dan dinamis.
Magistus Miftah berhasil membuat Joko Anwar terkesan dengan kemampuan menari yang unik, dilakukan menggunakan sepasang sepatu hak tinggi atau heels.
Bagi para pemirsa di Rusia, sinema Indonesia masih eksotis, meskipun film-film dari negara ini kerap hadir di festival film internasional dan memenangkan penghargaan.
Tayangnya film Jurassic World: Rebirth, awal Juli ini, semakin menarik perhatian wisatawan akan Pulau Krabi di Thailand.
Ari Irham tidak memungkiri bahwa menjaga emosi tetap konsisten sepanjang proses syuting tetap menjadi tantangan besar untuk dirinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved