Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Kebahagiaan bukan Semata Materi

MI
30/8/2019 22:50
Kebahagiaan bukan Semata Materi
Tjoa Teng Hui(MI/Sumaryanto Bronto)

SOSOK penuh semangat dan tidak kalah inspiratif yang dihadirkan dalam Kick Andy episode Semua Indah pada Waktunya kali ini ialah Tjoa Teng Hui. Ketika ayahnya meninggal dunia, boleh dibilang perekonomian keluarga Teng Hui langsung morat-marit akibat tidak ada yang bisa meneruskan usaha.

Sebagai remaja, Teng Hui bahkan harus rela berjualan rokok dan menjadi tukang tambal ban untuk membantu perekonomian keluarga. Namun, berkat keuletan dan perjuangan tak kenal lelah itu, Teng Hui yang awalnya juga berjualan alat-alat listrik tersebut, kemudian sukses dengan membuat pabrik peralatan listrik di Surabaya.

Tidak hanya itu, kini Teng Hui bahkan telah berhasil membangun bisnis sekaligus melebarkan sayap usahanya di berbagai bidang, seperti properti dan perminyakan. Padahal, anak keempat dari lima bersaudara itu dulunya bahkan tidak bisa sekolah dan dijauhi teman-temannya karena miskin. Walhasil, dari peristiwa kebangkrutan itu pulalah ia kemudian menjadi alasannya membuka tambal ban di usia 12 tahun dengan modal peralatan sisa dari toko onderdil milik almarhum ayah.

Teng Hui kemudian mengenal bisnis elektronik saat hijrah ke Surabaya bersama kerabatnya. Kala itu ia membeli barang-barang elektronik yang kemudian dijual kembali di kota kelahirannya, Samarinda. Dari usaha tersebut, pria yang dikenal penuh keyakinan itu kemudian semakin menanjak pendapatannya hingga kemudian memiliki sejumlah perusahaan, termasuk puluhan cabang toko elektronik di berbagai daerah, di Indonesia.

 

Tidak menipu dan dendam

Teng Hui di mata anaknya, Tiny, ialah sosok yang ulet dan tidak kenal putus asa. Hal itu pula yang diturunkan padanya yang mana sejak kecil selalu diajarkan untuk hidup mandiri. "Dan papa selalu mengajarkan kepada kita bahwa kita harus selalu berbuat baik dan benar serta tidak boleh menipu atau dendam," katanya.

Perjuangan dan perenungan Teng Hui kemudian menjadi inspirasi bagi dirinya untuk menulis sebuah buku berjudul Kunci Kebahagiaan. Bagi Teng Hui, hidup yang singkat ini harus diapresiasi dengan perjuangan yang tidak mengenal putus asa. Kebahagiaan bukan semata-mata berupa materi, melainkan juga kerelaan untuk menerima penderitaan dan mengolah hati untuk menjadi damai.

Ada sejumlah prinsip hidup yang selalu dipegang Teng Hui, kejujuran ialah prinsip utama yang selalu di kedepankan dalam mengembangkan bisnis sekalipun sejak kecil skalanya. Sebab, menurutnya hal itu akan memperlancar segala usaha termasuk mendatangkan modal yang akan sangat berguna untuk perkembangan bisnis di masa yang akan datang. Selain itu, ia juga tidak suka dengan sikap serakah yang selalu saja membawa penderitaan karena dari hal itu pulalah yang kemudian memicu tingginya hasrat atau keginginan yang tak pernah punya akhir dalam sebuah tujuan.

Sebaliknya, ulet dan hasrat untuk berbuat baik ialah sikap lain yang selalu dipegang Teng Hui yang dijalankan berbarengan dengan kejujuran yang menjadi prinsip utamanya. "Dengan kejujuran, jangankan Rp1 juta atau Rp100 juta, miliaran pun bisa dengan mudah kita raih kalau kita jujur. Serakah dengan kesadaran itu juga berbeda. Orang yang terikat dengan nafsu keinginan, sebenarnya ialah orang yang tidak bebas. Makanya, dia selalu mencari keinginan itu terus-menerus sehingga ia tidak bebas. Bahagia dan penderitaan, itu juga berbeda. Kadang orang ingin menghilangkan penderitaan itu dengan mencari kebahagiaan. Nah, ini yang harus dipahami bahwa kebahagiaan itu bisa diraih dengan menghapus penderitaan," tuturnya.

 

Kebijaksanaan

Pengalaman memperjuangkan cita-cita sejak kecil tampaknya telah membuat Teng Hui tahu betul akan makna hidupnya. Dari satu keinginan ke satu keinginan lainnya, ia telah memetik banyak pelajaran bahwa hal itu tampaknya tak pernah memiliki muara.

"Ketika saya bujang, masih sekolah, setelah itu sudah lulus SMA, saya ingin mencari materi. Setelah saya dapat materi, eh masih ada yang terasa kurang lagi sekalipun saya tetap merasa bahagia. Lalu, ternyata saya tahu, saya belum punya istri, kemudian dapatlah istri. Cantik juga, tapi keinginan-keinginan itu selalu muncul lagi. Nah, yang ingin saya sampaikan, dalam kehidupan itu selalu ada kebahagian dan penderitaan. Sekali mencari kebahagiaan, penderitaan itu akan mengikuti kita. Begitu terus. Maka dari itulah penderitaan harus dihapus sebelum kita mendapatkan kebahagiaan," imbuh Teng Hui.

Seluruh kebijaksanaan itu pada akhirnya turut diceritakan Teng Hui dalam Kunci Kebahagiaan. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan telah menceritakannya kepada semua orang, termasuk puluhan narapidana yang pernah dikunjunginya di sejumlah tahanan. Kepada Pembawa Acara Kick Andy, Andy F Noya, Teng Hui bahkan mengaku pernah bertemu dengan salah satu narapidana gembong teroris, Umar Patek. Kepadanya, Teng Hui juga menceritakan bagaimana pengalaman hidup yang telah membawa kesuksesan dan begitu banyak warna.

"Saya rasa bukan Umar Patek saja. Beberapa narapidana yang mendapat hukuman mati juga saya temui, dan saya beri buku ini. Saya juga berbicara di hadapan mereka tentang nilai-nilai yang saya punya," tutupnya. (Gas/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya