Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Duo Lembut Asal Medan

Yoseph Pencawan
24/8/2019 23:00
Duo Lembut Asal Medan
Bolu Meranti(Dok Bolu Meranti)

TOMY terlihat sibuk melayani konsumen membungkus kue yang sudah dipilih. Ia dan tiga saudaranya melayani setiap pengunjung yang membeli Bolu Meranti di Jalan Kruing sebagai oleh-oleh khas Medan, Sumatra Utara.

Sudah satu dasawarsa mereka menjalani usaha yang dirintis ibu mereka, Ai Ling. Ai Ling yang gemar memasak dan membuat kue itu kerap memberikan kue kepada anak-anaknya, teman, tetangga, dan para kerabat. Kelezatan kue buatan Ai Ling itu pun mulai terkenal dari mulut ke mulut.  Hingga pada 2003, Ai ling memutuskan membuat kemasan khusus dan menamai Meranti yang berasal dari nama jalan tempat ia memulai usahanya. 

Menariknya, bolu ini menggunakan resep, teknik, dan standardisasi bahan khas Ai Ling sehingga membedakannya dengan bolu yang lain. Bila dulu tidak terlalu banyak varian, kini variannya bertambah. Tetap tambahan varian dengan persetujuan Ai Ling. 

“Tapi yang lebih sering memunculkan ide varian baru itu kakak saya yang nomor dua, Risa,” ujar Tomy.

Selama 16 tahun, kata Tomy, mereka mempertahankan kualitas bolu dengan tidak pernah mengganti bahan bakunya. Meski bahan baku tersebut mengalami kenaikan harga serta mengawasi proses produksi bolu guna menjamin kualitas makanan. 

Saat ini Bolu Meranti ada dua outlet, di Jalan Kruing dan Jalan Sisingamangaraja. Rencananya tahun ini akan ada outlet baru. 
Meski saat ini di Medan banyak usaha kue yang mirip, Tomy tidak khawatir karena mereka memiliki ciri khas tersendiri. “Kelebihan produk bolu kami ada pada teksturnya yang lembut dan selalu menggunakan bahan-bahan yang bagus sehingga beda dengan yang lain,” tutur Tomy.

Masalah rasa itu pun yang selalu mereka tekankan jika dibandingkan dengan keuntungan. Saat ini ada delapan varian rasa yang bisa Anda pilih, dari cokelat, pandan, keju, moka, nanas, kacang, abon, dan blueberry. Semuanya dijual dengan harga Rp40 ribu-Rp70 ribu per potong dengan panjang 30 cm. 

Pembeli juga bisa memilih bolu gulung dan bolu bundar dengan lubang di tengah. Selain bolu, pengelola juga menyediakan roti lapis legit seharga Rp300 ribu dan brownies yang hanya Rp40 ribu per potong.


Bika Ambon

Bila ke Medan, jangan lupa membeli kue satu ini, Bika Ambon Zulaikha. Usaha yang dirintis Mairani ini berawal tahun 2000. Mairani yang sempat bekerja sebagai asisten apoteker ini memutuskan pensiun. Karena terbiasa beraktivitas, ia pun memutuskan membuka uaha bika ambon di Jalan Majapahit Nomor 62. Ia pun menggunakan nama putrinya, Zulaikha, sebagai merek produknya. 

“Dari dulu variasi bika ambon kami sudah banyak. Selain rasa original, Bika Ambon Zulaikha juga tersedia dengan rasa pandan, moka, cokelat, durian, keju, pandan keju, dan durian keju,” kata Zulaikha, si pemilik outlet, mengawali penuturannya, pertengahan Juni lalu. Aneka rasa itu diciptakannya berdasarkan kesukaan keluarga dan permintaan pelanggan.

Guna menjaga cita rasa makanannya, setiap hari Zulaikha mengawasi proses produksi dan mengecek bahan baku. Meskipun harga bahan utama mahal, ia tidak pernah menaikkan harga kue yang ditawarkan. 
Dia mengungkapkan, kelezatan bika ambon buatannya bukan karena penggunaan nira karena semua produsen bika ambon memang menggunakannya. Namun, kelebihan Bika Ambon Zulaikha ada pada banyaknya varian rasa.

“Kami yang pertama kali menyediakan rasa keju, pandan keju, cokelat, moka, dan lain-lain. Kami yang duluan pertama kali,” ujarnya.

Salah satu yang menarik ialah varian durian. Zulaikha memilih menggunakan daging buah durian sebagai perasanya.

Cita rasa kue satu ini berbeda dengan yang lain. Lebih terasa legit dan memiliki tekstur lembut. Dengan banyak celah serta lubang di tiap sisi, Bika Ambon Zulaikha juga memiliki serat-serat yang kenyal saat digigit. Produk makanan ini dijual dari harga Rp44 ribu-Rp55 ribu.

Saat ini Bika Ambon Zulaikha sudahh memiliki lima outlet. Setiap outlet menghadirkan produk bika dengan rasa yang sama, kecuali bagi produk makanan nonbika. Produk-produk tersebut merupakan buatan para pelaku UMKM yang sudah lolos ‘seleksi rasa’ oleh pihak keluarga.
“Kalau keluarga menyatakan produk itu enak, maka kita akan ajak kerja sama dan dititip di sini,” sambungnya.

Produk yang bekerja sama dengan mereka pun harus memiliki label kesehatan dan sertifikasi halal. Namun bagi pelaku UMKM tersebut belum memilikinya, tidak tertutup kemungkinan manajemen Zulaikha akan membantu. 

Di samping itu, tren kedai kopi yang menjamur sekarang pun diadopsi mereka seperti outlet Bika Ambon Zulaikha di Banda Kualanamu pun memadukan kedai kopi dan outlet kue. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya