Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Deddy Rachmanto: Bahagia ketika Orang Lain Bahagia

Galih Agus Saputra
23/8/2019 22:15
Deddy Rachmanto: Bahagia ketika Orang Lain Bahagia
Komunitas Aku Badut Indonesia (ABI).(MI/SUMARYANTO BRONTO)

BERBUAT baik dan melakukan kegiatan positif untuk menginspirasi orang lain bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Selama ada niat dan semangat pasti selalu ada jalan yang terbuka lebar, layaknya pengalaman orang-orang yang dijumpai dalam Kick Andy on Location episode kali ini. Berangkat dengan tema Mentari pagi di langit Jakarta, pada kesempatan ini, pembawa acara Kick Andy, Andy F Noya, mencoba blusukan ke acara car free day (CFD), di Jakarta.

Dalam perjalanannya, Kick Andy menjumpai beberapa komunitas yang peduli dengan sesama. Tidak hanya itu, mereka bersedia menjalankan gerakan sosial untuk membantu orang lain, bahkan ada pula yang selalu bersedia tampil untuk menghibur atau unjuk prestasi. Salah satunya ialah komunitas Aku Badut Indonesia (ABI), yang mana komunitas itu rajin sekali berjualan cendera mata di keramaian untuk menggalang donasi.

ABI berdiri sejak 28 Januari 2018. Saat ini anggotanya sudah mencapai 16 orang yang datang dari berbagai macam latar belakang dan profesi. Ada yang penari latar, ustaz, desainer grafis, pengusaha, dan lain sebagainya. Sejak awal berdiri mereka memiliki visi dan misi yang sederhana, yaitu berbagai, yang mana hal itu mereka wujudkan pula dengan memberikan donasi kepada Yayasan Amarylis Kirana dan juga Yayasan Kanker Anak Indonesia.

Sementara itu, menurut Pendiri ABI, Deddy Rachmanto, menjadi badut sendiri bukan sekadar lucu-lucuan. Mereka perlu memiliki keterampilan, etika, dan kesediaan untuk berbagi, yakni hal itu juga menjadi pegangan setiap anggota demi mewujudkan mimpinya untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di sekitarnya.

Bersama ABI, Deddy sudah menghibur di berbagai tempat. Tidak hanya di Jabodetabek, bahkan ia pun pernah berkereta dari Jakarta ke Surabaya dengan memakai kostum badut. Tujuannya menghibur seluruh penumpang yang ada di kereta.

Dewasa ini, ABI menjual cendera mata badut dengan ciri khasnya yang nasionalis, mulai pin, kalender, hingga kostum badut itu sendiri. Dengan metode jualan itu, ABI dapat memberikan donasi kepada anak-anak yatim dan juga anak-anak penderita kanker. Selain di CFD, ABI juga menjual cendera mata di Warung ABI yang terletak di Mangga Dua Square.

ABI juga menghibur korban bencana alam untuk pendampingan atau penyembuhan trauma (trauma healing). Adapun pengalaman yang pernah mereka lalui ialah terjun langsung ke Lombok dan Banten untuk menurunkan tingkat trauma korban gempa bumi dan tsunami waktu itu.

Namun, menjalani hidup sebagai seorang badut tampaknya tidak selalu mendapat dukungan dari orang-orang sekitar. Deddy contohnya, dahulu selalu ditentang orangtua, termasuk mertua kala memilih karakter yang dewasa ini sudah melekat dalam dirinya selama 40 tahun.

“Mungkin karena dulu badut adalah seniman yang tidak dianggap,” tuturnya.

Deddy selanjutnya mengatakan bahwa ia tetap ingin menjadi badut lantaran hal itu cukup memberikan dampak yang baik bagi orang di sekitarnya. Seperti moto yang selama ini dipegang olehnya bersama anggota lainnya, badut selalu bahagia saat membuat orang lain bahagia. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya