Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Serraimere Boogie Y Koirewoa, Keindahan Papua dari Noken Lab

Gas/M-4
23/8/2019 22:00
Serraimere Boogie Y Koirewoa, Keindahan Papua dari Noken Lab
Komunitas tari Noken Lab.(MI/SUMARYANTO BRONTO)

SELAIN berjumpa dengan ABI, kesempatan jalan-jalan Kick Andy on Location di CFD kali ini juga menuntun pertemuannya dengan Noken Lab, komunitas tari yang awalnya hanya beranggotakan anak-anak dari Papua yang bermarkas di daerah Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta.

Komunitas itu dibentuk sejak 7 Juli 2017 oleh Serraimere Boogie Y Koirewoa atau yang biasa disapa Boogie, lulusan Institut Kesenian Jakarta.

Kali pertama mendirikan Noken Lab, Boogie mengawalinya dengan mimpi, yaitu ingin mengembangkan komunitas tersebut sebagai tempat untuk mengenalkan seni dan budaya dari Papua kepada masyarakat di sekitarnya.

Begitu pula dengan Freddy Sanggenafa, salah satu orang yang telah bergabung dalam Noken Lab sejak awal berdiri mengatakan bahwa ia sangat bahagia dapat bergabung di komunitas tersebut. Kebahagiaannya lantas bertambah, apalagi ketika ia dipilih menjadi ketua dari komunitas tari ini.

Berkat kepiawaian Boogie sebagai pendiri sekaligus koreografer tari, Noken Lab pun kini telah memiliki begitu banyak formasi yang siap dipentaskan untuk unjuk gigi. Melalui berbagai penampilan menarik itu pula, mereka yakin bahwa mereka dapat membuat penontonnya tahu akan segala keindahan Papua.

Saat ini Noken Lab sudah memiliki anggo­ta sebanyak 21 orang. Tidak hanya dari Pa­pua, tetapi juga dari berbagai daerah lainnya, seperti Manado, Lam­pung, dan tentu ju­ga Jakarta. Rata-rata yang bergabung usia­­nya 18 hingga 32 tahun, yang mana mereka berasal dari berbagai macam latar belakang, mulai pelajar, mahasiswa, hingga karyawan.

Noken Lab selama ini juga mengikuti beberapa ajang maupun kompetisi tari, baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan, kini mereka sedang menpersiapkan dua orang dalam komunitasnya untuk pergi ke Amerika, dalam rangka mewakili Indonesia di ajang kontes tari hiphop sedunia. “Di dalam negeri, kami juga pernah pentas di berbagai macam tempat, seperti di Yoyakarta, lalu sempat ke Singapura juga. Dan kami pernah tur bersama Ibu Menteri Susi untuk pentas di Pangan­daran dan termasuk beberapa kota lainnya,” tutur Boogie.

Kendala yang mereka hadapi, seperti kekurangan perlengkapan, kostum, dan aksesori tidak menyurutkan semangat. Kekurangan itu mendorong mereka untuk ngamen di CFD Jakarta. Setiap kali melakukan pertunjukan di CFD, Noken Lab bisa mengumpulkan dana sekitar Rp400 ribu hingga Rp1 juta. (Gas/M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya