Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Populasi Satwa Liar di Hutan Turun 50%

Thalatie K Yani
15/8/2019 11:50
Populasi Satwa Liar di Hutan Turun 50%
Satwa liar di hutan mengalami perununan separuh dalam 50 tahun terakhir.(antara)

Populasi hewan yang tinggal di hutan mengalami penurunan hingga separuhnya dalam 50 tahun terakhir. Berdasarkan laporan World Wide Fund (WWF) penurunan yang mengkhawatirkan itu mulai terjadi sejak 1970an di m ana sejumlah besar hewan dikeluarkan dari hutan.

Satwa liar hutan sangat penting untuk menjaga hutan yang menjadi penyimpan karbon dan mengurangi perubahan iklim. PAsalnya primata dan burung berperan penting dalam meregenerasi hutan melalui penyebaran bibit, memakan tanaman, dan aktivitas lain guna membantu perkembangan dan penyerapan karbon.

Laporan berupa penilaian global yang dilakukan WWF dan Zoological Society of London (ZSL), dilakukan pada 455 populasi dari 268 spesies. Terungkap hutan mengalami penurunan 53% sejak 1970.

Ancaman terbesar bagi satwa liar yang tinggal di hutan adalah hilangnya dan rusaknya habitat mereka. Sebagian besar kerusakan akibat penebangan, pertanian berpindah, dan kebakaran hutan. Di samping kerusakan hutan, penurunan satwa liar akibat perburuan, perubahan iklim, infasi spesies dan penyakit.

Penurunan hutan tropis terbesar terjadi di Amazon. Hutan yang berfunsi sebagai penyimpan karbon terbesar dan habitat satwa membuat para ilmuan khawatir kondisinya mendekati 'titik krisis'. Pasalnya banyak yang mengering dan menjadi sabana. Sehingga sudah saatnya mengembalikan kondisi hutan.

WWF menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mengumumkan kondisi darurat dan menyusun kesepakatan global untuk alam dan manusia di tahun 2020. Sudah saatnya menghentikan perubahan iklim, memulihkan alam, dan memperbaiki sistem pangan.

Melindungi dan memulihkan hutan, yang mendukung separuh spesies dunia dan menyediakan makanan, obat, air bersih, tanah yang sehat, dan mata pencarian bagi sejumlah orang, harus menjadi inti kesepakatan.

"Hutan adalah sistem kompleks yang bergantung pada satwa liar yang hidup di dalamnya untuk menjaga kesehatannya dan penurunan cepat satwa liar hutan dalam beberapa dekade terakhir merupakan tanda peringatan yang mendesak," ujar Will Baldwin-Cantello, pemimpin global hutan di WWF sebagaimana disitat Daily Mail.

"Hutan adalah rumah bagi lebih dari separuh hewan berbasis daratan di dunia, tetapi mereka juga sekutu alami terbesar kita dalam perang melawan kerusakan iklim. Kehilangan mereka akan berbahaya bagi kita," ujarnya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya