Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Dengan Groovy dan Sentuhan Disko, Afgan Berpamitan

Fathurrozak
10/8/2019 00:31
Dengan Groovy dan Sentuhan Disko, Afgan Berpamitan
Suasana konser Dekade Afgan, Jumat (9/8), di Istora Senayan Jakarta.(MI/Susanto)

Tahun ini menandai sebelas tahun kiprah Afgan Syahreza sebagai solois di Tanah Air. Setelah sedekade lebih, ia menyampaikan pamit sejenak dari panggung. Konser Dekade Afgan yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jumat, (9/8) menjadi pesta perpisahan dirinya dengan para Afganisme.

Hit Terima Kasih Cinta menjadi pengawal karier pemuda berkacamata tersebut pada 2008 silam. Sadis, single keduanya, mengukuhkan Afgan sebagai vokalis pendatang baru yang menjanjikan.

Mereka yang ketika dua hit single itu beredar di tangga lagu, dan seketika menjadi pengikut setia remaja berusia 18 tahun tersebut saat itu, kemungkinan besar tengah menginjak masa sekolah menengah pertama. Lalu, kini ketika Afgan berpamitan untuk rehat, mereka mungkin kini sudah lulus kuliah dan bekerja. Jadi, wajar saja bila nomor-nomornya jadi soundtrack kehidupan remaja para Afganisme.

Dekade Afgan sebenarnya digelar terlebih dahulu justru di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun lalu. Barulah Agustus ini ia mewujudkan konser tunggalnya di Indonesia dalam rangka pencapaiannya selama 10 tahun lebih di industri musik nasional.

"Sedikit tentang konser ini, harusnya terjadi tahun lalu karena tepat sedekade. Tapi enggak kejadian. Saya pikir konser di Indonesia belum rezekinya, jadilah di Kuala Lumpur dulu. Saya mikir udah ah, enggak usah konser lagi. Ternyata, tahun ini, ditawari One Step Forward, dan konser ini meaningful buat saya, ini bukan perjalanan saya doang, tapi juga teman-teman semua," ungkapnya dengan setelan kasual putih-putih di atas panggung, Istora Senayan, Jakarta, Jumat (9/8).

Pada awal pembukaan, Afgan membawakan Jalan Terus yang terasa lebih ballad, sebelum akhirnya ia memanaskan suasana dengan lagu-lagu yang kental dengan ritme-ritme groove. Ia menggeber para Afganisme lewat Katakan Tidak yang groovy. Ia bahkan membawakan satu lagu milik Guruh Soekarno Putra, Lenggang Puspita, yang belakangan juga jadi daftar putar oleh beberapa kelompok disjoki seperti Diskoria Selekta, yang memang punya nuansa disco-groove.

Aransemen yang kental dengan komposisi groove ini menjadi sajian segar ketika mendengarkan Afgan yang biasanya kerap terkesan mellow-jazzy. Belakangan memang ia selipkan irama yang lebih upbeat dalam beberapa lagu di albumnya.

Fase kedua, komposisi digubah lebih bernuansa orkestra. Ini menjadi ruang Afgan menyanyikan lagu-lagunya yang identik berkarakter sendu. Namun, ia menjaga agar suasana melankolis tidak berkelanjutan mendominasi konser. Setelah beberapa nomor, Afgan menghentak kembali ditemani Rendy Pandugo, kompatriotnya di trio AIR bersama Isyana Sarasvati.

Davi Linggar sebagai tim kreatif mampu menyajikan visual yang cukup melengkapi. Salah satunya, dengan visualisasi Isyana Sarasvati yang meski tak dapat hadir di konser, tetap memberikan emosi dengan suara dan visual yang sinkron. Apalagi ketika mereka membawakan hit Lagu Cinta.

"Pengalaman kolaborasi paling seru, tapi sayangnya kami juga harus bubar dulu. Isyana mau kerjain proyeknya sendiri, begitu juga Rendy. Saya cuti dulu dari industri musik, break sebentar, setelah 11 tahun. Saya perlu waktu untuk diri saya sendiri, menghadapi tantangan dalam karier saya. Harus cari inspirasi, tahun depan balik lagi," ujar Afgan.

Terima kasih

Selain Randy, Afgan juga berkolaborasi dengan Dipha Barus dalam konser ini. Ia memberikan sentuhan elektro disko yang sudah tidak perlu diragukan. Kemudian, lewat lagu Biru dan Masih Ada, pria yang tahun ini menginjak usia 30 itu juga memberi persembahan bagi mendiang Dian Pramana Poetra. Dian ialah musikus senior yang mempercayainya saat awal Afgan meretas karier di label pertamanya, WannaB.

"Terjun ke dunia musik itu saat SMA. Iseng-iseng rekaman di WannaB, rekaman sama teman SMA. Ya masih 18 tahun, baru lulus SMA. Terima kasih buat mas Fajar, Bebi Romeo, dan Om Dian Pramana putra, yang udah percaya sama aku," tuturnya.

Afgan juga menyampaikan terima kasih kepada penyanyi Rossa, yang hadir sebagai penonton di konsernya tersebut. Menurutnya, konser itu bisa jadi tak terwujud tanpa bantuan pemilik hit Tegar tersebut. Tentu saja pernyataan Afgan itu langsung disambut riuh sorak penonton. Sebab, sudah cukup lama santer beredar rumor soal hubungan keduanya.

Setelah kurang lebih 1,5 jam, Konser Dekade Afgan kemudian menuju finis dengan Panah Asmara yang energik, sebelum akhirnya Afgan mengumandangkan hit perdananya, Terima Kasih Cinta, sebagai pamungkas. "Terima kasih Afganisme!" serunya.  

Sebelum 'perpisahan' ini, Afgan juga sempat rehat dari dunia musik ketika kuliah di Malaysia. Kita tunggu, setelah lima album dalam kurun sedekadenya, warna apa yang Afgan sajikan setelah rehatnya? (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya