Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Pioneer Jasa Rangkai Kata Indonesia

Fathurrozak
18/7/2019 02:00
Pioneer Jasa Rangkai Kata Indonesia
Zarry Hendrik, influencer merangkai kata(MI/ADAM DWI )

MENULIS caption atau keterangan foto di akun media sosial kerap membuat kita bingung. Mungkin anda perlu bantuan Zarry Hendrik. Siapa yang menyangka, kalau 'merangkai caption' juga bisa jadi sumber pemasukan rekening bulanan, dan ada yang mau membayar?

Di sebuah kantor yang disebut rumah merangkai, Zarry Hendrik membeberkan awal mula bisnis 'jual' rangkaian katanya itu. Niatan atau tepatnya keisengan itu tersulut ketika ia tengah promosi buku terakhirnya, Titik Lemah. Sejak 2012, Zarry telah menerbitkan tiga buku, Dear Zarry's, Sekarangku, dan Leona.

Pamornya sebagai selebritas Twitter (selebtwit) lekat dengan cicitan- cicitan romantis yang praktis, disukai kaum hawa. Saat mempromosikan Titik Lemah itulah, keisengan yang berujung rezeki dan profesi baru ia jalani hingga saat ini.

"Minta pengikut (follower) di sosmed membagikan foto, nanti bakal dibuatkan caption. Inginnya sih ujung-ujungnya ya promo nyuruh untuk beli buku. Dari twit itu, dapat jawaban komentar (reply) sampai 1.500-an.

Saya buat sekitar 10-an aja. Saya bercanda, enggak sanggup kalau bikin caption sebanyak itu. Kalau mau bayar, eh ada yang kirim pesan langsung (direct message) tanya harga, sampai saya kasih nomor rekening, ternyata memang beneran ditransfer," jelasnya di kantor ZH, di kawasan Cibubur, Kamis (27/6).

Ia pun mengunggah bukti ada yang mau membayar rangkaian katanya itu, dan banyak yang menanggapi. Keesokannya, pesanan pun meningkat, dari tiga, lalu lima, hingga 10. Di kantor dua lantai itu, ia kini berproses kreatif. Beberapa ruangan ditata seperti ruang redaksi dengan terpampang papan tulis putih berisi bagan struktural dan aktivasi ZH, juga Kapitulis yang ia sebut sebagai manajemen untuk menaungi penulis.

Bisnis yang ia mulai Desember 2018 ini kini sudah punya 12 tenaga perangkai kata. Pasalnya dalam sebulan tidak kurang dari 400 pesanan rangkaian kata yang masuk. Zarry merasa tidak sanggup bila harus mengerjakannya dengan 10 jari dan satu kepala. Sejak Februari tahun ini, ia sudah merekrut orang dan beranggotakan tiga perangkai.

Namun, sebelum ia memulai bisnis rangkai katanya itu, tepatnya November, ia juga sudah menerima pesanan merangkai kutipan kata dari salah satu temannya yang seorang aktor, Deva Mahenra.

"Deva Mahenra buka usaha kedai kopi. Lalu ada promo beli kopi gratis quote saya di tiap cup. Saya mengerjakan 50 quote berbeda untuk setiap cup. Kutipan dalam bahasa Indonesia, tentang asmara, dan inisial ZH. Karena 'harga' temen jadi ya kasih harganya waktu itu, Rp250 ribu per quote," ungkap lelaki yang biasa disapa Bang Jep ini oleh para pengikutnya.

Bisnis rangkai kata itu bisa dianggap mirip agensi periklanan. Namun, yang membedakan jasa rangkai kata miliknya menerima pesanan 'personal usage'. Menurutnya salah satu yang mendorong bisnisnya laku ialah kesadaran orang tentang branding.

"Ketika sosial media hadir ini jadi membuktikan, apa pun adalah brand. Kita punya sosmed, we are our brand, yourself is your brand. Ketika orang sudah punya kesadaran itu, butuh cara untuk mempromosikan untuk mendukung apa yang kita unggah, salah satunya ialah kata-kata."

Tarif
Lalu berapa harga jasa merangkai kata Zarry? Sebagai pioneer, Zarry membentuk formulanya. Mulai dari jenis pesanan, harga, serta tenggat. Untuk caption di sosmed, taifnya mulai dari Rp50 ribu untuk pengerjaan sepekan. Bila paket superkilat yang selesai sehari seharga Rp300 ribu-Rp400 ribu. Kategori personal bisa mencapai Rp2 juta.

Ternyata pemesannya cukup banyak. Dalam waktu tiga pekan setelah Zarry membentuk perusahaan ini secara resmi, ia sudah mengantongi Rp40 juta. Zarry pun menyediakan paket untuk selebgram. Dalam sebulan ada 30 caption dengan harga disesuaikan dengan nama besar si selebgram, dengan angka terkecil Rp1,5 juta.

"Market kita kurang lebih mau enggak mau bakal menyasar perusahan juga, di sisi lain pasar kita orang yang sudah berpasangan, punya rasa, usia yang pas untuk merasakan fenomena asmara. Sejauh ini seputar cinta, pesan dengan sesuatu yang merawat inti dari hubungan.

Tapi, ada juga yang buat lamaran kerja, resign, kata-kata terakhir sebelum left group aja ada. Driver ojek online pesan buat greeting ke pelanggan juga ada."

Guna menghindari keseragaman rangkaian kata, Zarry meminta pemesan  memberikan detail pesan yang ingin diselipkan. Ia berhak menentukan siapa yang mengerjakan setiap pesanan masuk sesuai karakter perangkai.

Tidak layani penabrak hati
Tidak semua pesanan yang masuk akan dipenuhi permintaannya. ZH punya etika dalam mengerjakan pesanan.

"Orderan yang enggak bisa terima ialah yang menabrak hati. Misalnya ada yang order message supaya ceraikan istrinya. Kita tidak mau terima itu karena jadi tidak berkah. Sering kali godaannya ya saya bayar berapa pun," ujarnya.

Zarry menegaskan bisnisnya ialah pesan kata, bukan pesan mantra. Sehingga ia tidak bisa menjamin ketika pelanggan yang memesan menyatakan perasaan, berharap seseorang akan jatuh cinta. Melainkan tawaran kelegaan dengan warna dalam kata-kata.

"Banyak laporan yang masuk, feedback-nya lega, ada juga order message buat masalah rumah tangga jadi baikan, atau dari yang udah pendam lama enggak ada lagi beban yang dipikul. Soal diterima atau dibeli produknya, itu bonus," ujanrya.

Dari profesinya merangkai kata, Zarry mengaku mendapat suntikan segar hingga 200% untuk pemasukannya. Meski tidak mau mengungkapkan angka pasti komisi untuk para perangkai kata, Zarry mengaku lebih besar dibandingkan royalti buku dari penerbit. Di mana royalti buku dari penerbit sebesar 10%.

Tantangannya kini karena telah menjadi perusahaan, harus ada target kuantitas pesanan yang dicapai. Selain itu, menyasar pasar yang lebih punya kue besar untuk komersialisasi, dan membendung budaya copy paste. (M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya