Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
PERJUANGAN dan kerja keras ialah dua kata yang tepat untuk menggambarkan kegigihan narasumber Kick Andy kali ini. Meski lahir dari keluarga dengan kondisi perekonomian yang sangat sulit, dengan segala proses yang dilalui, kini mereka berhasil menjadi Perwira TNI.
Salah satunya ialah Perwira Menengah TNI Angkatan Laut, Letnan Kolonel Laut Hariono. Ia saat ini menjabat sebagai Komandan KRI Teluk Mandar-514, di Kesatuan Kapal Amfibi Koarmada II.
Hariono kecil lahir dan besar di sebuah desa bernama Donomulyo, Malang Selatan. Ia anak ke lima dari enam bersaudara, yang mana pada itu kehidupannya sangat sederhana. Sang ayah bekerja sebagai petani penggarap sawah milik orang lain. Namun, suatu saat sawah tersebut dijual pemiliknya sehingga ayahnya menganggur sampai beberapa tahun.
Dalam memenuhi kebutuhan keluarga, sang ibu lantas bekerja sebagai buruh cuci baju dan kakak, Hariono, membantu bekerja sebagai penjual koran. Hariono juga membantu berjualan koran yang keuntungannya digunakan sebagai uang saku ke sekolah. Mengingat ayahnya menganggur, Hariono beserta saudara-saudaranya terkadang makan tiwul bila uangnya tidak cukup untuk membeli beras.
“Ibu juga sempat berjualan gorengan, tapi saya yang membantu menjual,” tutur pria yang kini berusia 42 tahun itu.
Setelah beberapa tahun menganggur, akhirnya sang ayah mendapat peluang untuk menjadi sopir angkutan kota. “Setelah pulang sekolah, saat SMA saya membantu orangtua jadi kernetnya. Beberapa teman saya ada yang tahu, tapi saya tidak pernah merasa minder atau berkecil hati. Menurut saya, semua punya kesempatan yang sama dan dalam hati kecil saya, kalau orang lain bisa, pasti saya juga bisa. Itu yang selalu saya tanamkan dalam diri saya,” kata komandan berbaret hitam itu.
Setelah lulus SMA, Hariono akhirnya mendaftar bekerja sebagai office boy dan kasir di perusahaan swasta tetapi gagal. Selanjutnya, Hariono juga mendaftar seleksi TNI sampai empat kali, mulai Tamtama, Bintara, maupun Akabri, tetapi selalu gagal. Pada pendaftaran yang kelima kalinya, yaitu pada 1997, Hariono diterima di Akabri Angkatan Laut Surabaya.
Menjadi Perwira Menengah TNI ialah suatu kehormatan bagi Hariono. Selama tertugas, ia sudah mengarungi samudra hingga belahan dunia lainnya. Sebagai korps laut, ia memiliki slogan seperti anggota angkatan laut lainnya, yaitu ‘Bergabunglah dengan angkatan laut agar bisa melihat dunia’. Namun, Hariono pada mulanya tidak pernah menyangka, sebagai anak kampung akhinya mampu berlayar dengan Dewa Ruci untuk melihat Amerika, Meksiko, Jepang, dan negara lainnya.
Menurut Hariono, panggilan dalam dirinya untuk menjadi bagian dari angkatan laut didapat dari alumni yang saat itu berkunjung ke SMA-nya. Ia memperhatikan gaya bicara dan berbusananya yang penuh wibawa sehingga ia memutuskan untuk mendaftarkan diri walau sempat gagal.
“Tapi saya berusaha untuk mencoba lagi. Mencoba, mencoba, dan terus mencoba hingga berhasil. Karena bagi kami, kegagalan ialah kesuksesan yang tertunda,” imbuhnya.
Hariono pada akhirnya lulus dari Akabri Laut Surabaya pada 2000. Kesuksesan itu juga tidak luput dari peran dan doa ibu yang selalu menjadi pendukung dan penguatnya. Ramini, ibunda dari Hariono, melihat bahwa anaknya itu memiliki kepribadian yang sangat baik sejak masa kecilnya.
Sedari kecil, Ramini juga menasihati Hariono untuk selalu menjaga sikap baiknya itu, terlebih juga selalu mengingatkan agar tidak lupa mengaji dan salat Jumat berjemaah di langgar. Hariono, sebagai anak yang baik, juga selalu menjaga nilai yang diturunkan dari ibu dan ayahnya.
“Tiga hal, yakni eling, ati-ati, lan waspada. Eling adalah ingat, ingat bahwa kita hidup ini sifatnya hanya sementara dan hanya Tuhan yang memiliki jiwa kita. Yang kedua, hati-hati dalam berbuat dan bertingkah laku, kita harus selalu berhati-hati dan berdoa. Waspada berarti kesiapan kita harus selalu mengutamakan kepentingan masyarakat yang artinya hidup kita bisa bermanfaat untuk orang lain,” tutur Hariono.
Berangkat dari keberhasilannya, Hariono lantas berpesan kepada pemuda di seluruh wilayah Indonesia, yang mungkin bernasib sama dengannya. Baginya, pemuda harus mempunyai mimpi setinggi-tingginya, agar seandainya jatuh masih berada di atas awan. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved