Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
KECOAK memang menggelikan. Bentuk tubuhnya serta tempat hidupnya yang jorok akan membuat orang langsung menyemprotkan racun serangga begitu menemukan kecoak di rumah.
Sayangnya, kebiasaan kita yang begitu mudah menggunakan racun serangga pada kecoak telah menimbulkan kekebalan pada hewan tersebut. Kecoak menjadi tak terkalahkan, begitulah hasil studi yang dilakukan pada kecoak Jerman (Blattella germanica).
Para peneliti telah menemukan bahwa makhluk-makhluk ini, yang telah lama menjadi hama perkotaan, menjadi semakin kebal terhadap hampir setiap jenis insektisida kimia. Banyak serangga termasuk kecoak, telah berevolusi tahan terhadap setidaknya salah satu insektisida yang paling umum digunakan. Karena kecoak hidup hanya selama sekitar 100 hari, resistensi itu dapat berkembang dengan cepat, dengan gen dari kecoak yang paling resisten diteruskan ke generasi berikutnya.
Untuk menguji resistensi pada kecoak Jerman, para peneliti mengarantina tiga koloni berbeda di beberapa gedung apartemen di Indiana dan Illinois selama enam bulan. Populasi diuji untuk tingkat resistensi mereka terhadap tiga insektisida yang berbeda: abamektin, asam borat, dan thiamethoxam. Satu pengobatan menggunakan ketiga pestisida, satu demi satu, selama 3 bulan sebelum mengulangi siklus. Dalam cara pembasmian lain, para peneliti menggunakan campuran insektisida selama enam bulan penuh. Skenario pembasmian terakhir menggunakan hanya satu bahan kimia yang populasi resapannya memiliki resistensi yang rendah sepanjang waktu.
Dalam laporan yang dipublikasikan di Scientific Report, Mei 2019, peneliti mengungkapkan, terlepas dari perlakuan yang berbeda, ukuran sebagian besar populasi kecoak tidak menurun seiring waktu.
Dalam cara pembasmian yang lazim dilakukan para pembasmi hama, yaitu dengan mencampur beberapa insektisida sekaligus, juga ditempuh oleh peneliti. Hal tersebut menunjukkan kecoak cepat mengembangkan resistensi terhadap ketiga bahan kimia yang diuji. Sisi baiknya, para peneliti menemukan bahwa satu jenis pembasmian, menggunakan umpan gel abamektin, dapat menghapus sebagian koloni, jika kecoak memiliki resistensi tingkat rendah.
Hanya, bagaimana cara kecoak berevolusi tidak jelas tanpa pengujian genetik lebih lanjut. Namun, jika temuan tersebut bertahan, resistensi yang luas ini dapat membuat tidak mungkin untuk mengobati infestasi kecoak dengan insektisida kimia saja. Sebaliknya, para peneliti mengatakan, orang harus menggunakan cara yang dikenal sebagai "manajemen hama terpadu," yang melibatkan pengaturan perangkap, membersihkan puing-puing dari permukaan, dan bahkan menyedot debu pengisap kecil, di samping perawatan kimia. (Sciencemag.org/M-1)
Baca juga: Jangan Berenang Kalau Sedang Diare
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved