Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Prada Putuskan Hubungan dengan Bulu

Irana Shalindra
23/5/2019 05:00
Prada Putuskan Hubungan dengan Bulu
Pagelaran Prada pada 2011.(Dok. Prada.com)

Prada, salah satu brand paling ikonik dalam industri fesyen global, akhirnya menyatakan akan menyetop penggunaan bulu hewan dalam produk-produknya.

Miuccia Prada, direktur kreatif dan pemegang saham pengendali Prada SpA yang berbasis di Milan, Italia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaannya --yang juga memayungi label busana MiuMiu dan label sepatu Church-- tidak akan lagi menampilkan materi bulu. Komitmen itu dimulai dalam pagelaran fesyen berikutnya pada September mendatang.

Dengan sikap tersebut, Prada akhirnya bergabung dengan jajaran label premium lain seperti Burberry Group Plc dan Gucci dalam melepaskan penggunaan bulu yang selama bertahun-tahun telah memantik kemarahan dari kelompok-kelompok hak hewan dan lingkungan. Ketika konsumen semakin khawatir tentang dampak sosial dan lingkungan dari fashion, penghentian pemakaian bulu telah menjadi cara bagi merek untuk menunjukkan bahwa mereka serius dalam mengekang ekses industri yang paling berbahaya.

Langkah ini membuat Prada --yang menggunakan bulu dalam beberapa koleksi yang paling terkenal, seperti 'banana show' pada musim semi 2011-- sebagai salah satu merek terbesar yang menyetujui larangan langsung. Prada pun diketahui telah bereksperimen dengan alternatif bulu seperti kain mewah dari pembuat boneka beruang Jerman Steiff dalam beberapa musim terakhir.

Batas Baru
"Berfokus pada bahan-bahan inovatif akan memungkinkan perusahaan untuk mengeksplorasi batas-batas baru desain kreatif sambil memenuhi permintaan produk etis," kata Prada, seperti dilansir Bloomberg.com

Bahkan ketika kekhawatiran tentang kesejahteraan hewan telah melihat gelombang mode berbalik melawan bulu asli, dan kota-kota seperti San Francisco dan Sao Paolo melarang penjualannya, para pendukung materi seperti merek Fendi dari LVMH masih bersikeras bahwa peternakan bulu dapat dilakukan secara etis. Mereka juga telah mengajukan pertanyaan tentang dampak lingkungan dari bulu palsu, dengan alasan bahwa serat plastik kecil yang mereka keluarkan tidak dapat terurai secara hayati dan dapat dengan mudah menemukan jalan mereka ke pasokan air ketika barang-barang dibersihkan.

Selain soal lingkungan, langkah-langkah industri lainnya baru-baru ini untuk membersihkan reputasinya mencakup  perjanjian untuk berhenti mempekerjakan model yang teramat kerempeng oleh LVMH dan Kering, dan audit internal tentang keragaman di Gucci dan Prada setelah merek-merek tersebut merilis produk-produk yang dianggap tidak peka dengan kelompok masyarakat kulit hitam. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya