Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Wow Karbon Dioksida Bisa Diubah Jadi Batu

Galih Agus Saputra
10/5/2019 18:25
Wow Karbon Dioksida Bisa Diubah Jadi Batu
Pencemaran karbon dioksida(Dok.Media Indonesia)

Para peneliti di Islandia kini telah menemukan teknik untuk menangkap karbon dioksida di udara. Tidak hanya itu, mereka berhasil mengubahnya menjadi air bersoda, sehingga dapat dikubur ke dalam tanah. Dengan teknologi baru, para ilmuwan itu telah sukses mengubah gas paling berbahaya di dunia menjadi batu padat.

Para peneliti mengatakan, teknologi yang digunakannya mempunyai prinsip kerja, sebagaimana terlihat dalam proses penyerapan karbon oleh batuan basal yang biasanya terjadi selama ribuan tahun. "Dengan metode ini kami telah benar-benar mengubah skala waktu secara dramatis," kata Ahli Geologi, Sandra Osk Snaebjornsdottir, sebagaimana dilansir Daily Mail.

Metode yang dirancang sebagai bagian dari proyek CarbFix Islandia bersama sejumlah peneliti dan insinyur dari perusahaan utilitas Reykjavik Energy, University of Iceland, Pusat Riset Ilmiah Nasional, Prancis, dan Universitas Columbia, di Amerika Serikat itu bekerja dengan menangkap karbon dioksida menggunakan uap, kemudian mengubahnya menjadi kondensat sehingga dapat dilarutkan ke dalam air.

"Pada dasarnya kami hanya membuat air soda dari CO2," kata Direktur Proyek, Edda Sif Aradottir.

Meski demikian, kombinasi itu kemudian disalurkan sejauh beberapa mil ke dalam tanah. Di mana CO2 diendapkan di bawah tekanan tinggi ke batuan basal yang membentang seluas 3.300 kaki di bawah permukaan Islandia. Di situlah proses solidifikasi dimulai, atau lebih tepatnya ketika cairan yang diisi karbon dioksida bersentuhan dengan kalsium, magnesium, dan zat besi di basal sehingga mulai termineralisasi.

Setiap ton karbon dioksida yang disuntikkan atau ditransformasikan menjadi batuan, setidaknya membutuhkan 25 ton air. Lantas jika demikian, bagaimana dengan suplai air untuk kebutuhan sehari-hari? Islandia sebagai sebuah negara memiliki air gletser segar yang melimpah. Hal tersebut membuat negara itu menjadi kandidat yang paling ideal untuk pengembangan teknologi tersebut.

"Saya setuju bahwa proses ini menggunakan banyak air. Tapi sebaliknya, kami juga akan mendapatkannya lagi dalam jumlah banyak karena telah membuang CO2 secara permanen, yang jika dibiarkan saja akan mengambang di atmosfer," imbuh Aradottir. (M-3)

Baca juga : Trauma May, Trauma Kita

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya