Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sang Pembawa Pesan Melayang tanpa Batas

Suryani Wandari Putri [email protected]
21/4/2019 02:50
 Sang Pembawa Pesan Melayang tanpa Batas
Prangko menjadi pembawa pesan dan identitas suatu negara(antara)

TAICHING: Prangko menjadi pembawa pesan dan identitas suatu negara. Misi si kertas mungil ini pun sebagai duta budaya Indonesia.

SECARIK kertas berukuran tak lebih dari 2 cm x 3 cm itu menjadi pusat perhatian. Terlebih, kertas bernama prangko ini bergambar komik dengan karakternya yang tengah menumpas kejahatan.

Prangko menjadi alat pembayaran untuk jasa layanan pos saat mengirim surat. Biasanya kertas yang memliki nilai itu ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya sebelum dikirim. Bagi anak-anak seusia kalian mungkin belum mengenal prangko karena zaman sekarang surat-menyurat sudah tergantikan dengan e-mail atau aplikasi pesan. Namun, prangko bukan hilang. Prangko masih ada dan dijual di kantor pos kok sobat.

Kini, Asosiasi Komik Indonesia (Aksi) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo) meluncurkan edisi prangko spesial bertema Jagoan Indonesia di Gedung Filateli Indonesia, Jakarta Pusat, awal bulan ini. Sesuai tema, profil pahlawan yang ditampilkan ialah tokoh komik Indonesia, yakni Sri Asih, Si Buta dari Gua Hantu, dan Gundala.

"Komik bisa menjadi hulu, pembuka gerbang bagi produk industri kreatif. Komik bisa jadi film, gim, merchandise, bahkan sekarang prangko. Ini kemajuan komik dan sekaligus kemajuan bangsa. Menurut saya, bangsa maju adalah bangsa yang bisa menghargai seniman," kata Ketua Aksi, Kak Faza Meonk.

Peluncuran ini pun dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Bapak Komik Indonesia, Raden Ahmad Kosasih. Prangko itu dirilis dalam beberapa versi, yakni suvenir sheet yang berisi tiga prangko nominal Rp10 ribu, versi standar dengan nominal Rp3.000, dan sampul hari pertama (SHP) yang dibuat secara terbatas. Sobat penasaran dengan prangko? Yuk, simak Medi! (M-3)

Kecil, beragam fungsi

SOBAT Medi, eksistensi prangko rupanya tak mati meskipun kini banyak kemudahan dalam berkirim surat melalui surat elektronik lo. Fungsinya pun kian meluas, dari pengiriman surat, komoditas dagang, hingga alat diplomasi.

Hingga saat ini, seluruh operator pos masih diwajibkan menjual prangko sebagai bagian dari layanan pos universal. Bahkan setiap tahunnya, PT Pos mencetak paling sedikit 15 seri prangko. Jumlahnya tergantung tema seri tersebut. Misalnya seri flora-fauna, PT Pos mencetak sebanyak 1 juta keping per tahun.

"Prangko itu memang kecil, tetapi isinya jutaan kata karena memuat gambar. Prangko-prangko itu akan melayang tanpa batas di seluruh dunia, membawa pesan kehebatan bangsa kita," kata Sekjen Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Kemkominfo, Ikhsan Baidirus.

Menurutnya, prangko pun bisa menjadi pembawa pesan kehebatan bangsa. Bahkan, digunakan untuk menunjukkan identitas, penanda peristiwa atau tokoh, alat promosi kepariwisataan karena dapat diterbitkan menjadi suvenir, hingga diplomasi antarbangsa karena menampilkan gambar Indonesia seperti seni, budaya, alam, dan baju adat.

Prangko pertama terbit di Indonesia pada 1 April 1864 di wilayah yang dulu dikuasai Belanda dengan nama Hindia Belanda (Nederlandsch Indie). Tanggal terbit tersebut berjarak sekira 24 tahun dari penggunaan prangko pertama di dunia, di Inggris pada 6 Mei 1840.

Bagian prangko

Sebuah prangko ibarat sebuah tubuh. Dia memiliki sejumlah anggota dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Dilansir dari filateli.co.id, berikut 10 bagian tubuh dari sebuah prangko yang perlu sobat ketahui.

1. Terbuat dari kertas

Seperti halnya uang, prangko pun terbuat dari kertas, tetapi bukanlah kertas sembarang. Kertas prangko dilengkapi dengan sejumlah pengaman (security paper) agar prangko tidak mudah ditiru dan dipalsukan. Saat ini prangko Indonesia menggunakan kertas bermerek Tullis Russel, yang pada bagian tertentu tersembunyi kode-kode yang hanya bisa diketahui menggunakan alat pendeteksi.

2. Punggung prangko memiliki lem perekat

Prangko digunakan dengan cara ditempel pada amplop surat/dokumen yang akan dikirim. Untuk memudahkannya, teknologi perekat pun diaplikasikan pada bagian punggung prangko. Perekat itu diberikan pada proses pencetakan, lalu dibiarkan mengering, dan bila prangko hendak ditempelkan, sobat cukup membasahinya dengan sedikit lem perekat yang digunakan prangko Indonesia, masa kini umumnya merupakan gum Arab.

3. Beragam bentuk prangko

Tak hanya berbentuk persegi panjang, ada pula prangko dalam bentuk bujur sangkar, lingkaran, jajaran genjang, trapesium, hingga segitiga lo. Hal itu karena kemajuan teknologi cetak dan kreativitas perancangnya. Bentuk segitiga pertama kali digunakan pada prangko Indonesia yang terbit pada 1996 guna menandai peluncuran satelit Palapa C. Sementara itu, bentuk jajaran genjang diperkenalkan pada 1999 pada penerbitan prangko seri jamur.

4. Pinggiran tubuh dibuat bergerigi (perforasi)

Gigi atau perforasi ialah keunikan yang dimiliki prangko. Tujuannya memudahkan kita ketika memisahkan sekeping prangko dari lembarannya.

5. Wajah ialah bagian utama prangko

Pada bagian wajah itu sekurang-kurangnya terdapat nama negara penerbit, nilai nominal (face value), tahun terbit, dan ilustrasi atau pesan tertentu.

6. Nama negara merupakan identitas prangko

Ini diperlukan agar diketahui dari mana asal kiriman surat tersebut. Menariknya, nama negara yang dicantumkan juga kerap berubah-ubah seiring dengan perubahan administrasi pos yang menerbitkannya. Sebut saja prangko kita, pertama kali terbit menggunakan nama Nederlandsch Indie, lanjut dengan Republik Indonesia, lalu berganti hanya Indonesia, sempat pula menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), kemudian kembali ke Republik Indonesia.

7. Prangko punya nilai nominal

Agar jelas berapa ongkos kirim dari surat yang hendak dikirimkan, penerbit prangko dalam bentuk angka nominal. Nilai nominal fungsinya untuk mencantumkan besarnya ongkos kirim yang merujuk pada mata uang yang berlaku di negara penerbit sesuai zamannya. Namun, ternyata ongkos kirim sering kali lebih besar dari nilai nominal yang tercantum pada sekeping prangko sehingga pengirim menempelkan lebih dari satu keping prangko agar memenuhi jumlah ongkos kirim yang harus ia bayar.

8. Aneka ilustrasi atau pesan

Pihak-pihak tertentu dengan seizin penguasa penerbit prangko memanfaatkannya untuk menyampaikan suatu pesan, seperti informasi pembangunan, ajakan melakukan sesuatu kegiatan, atau dukungan terhadap sesuatu hal dengan menampilkan fotografi, lukisan, maupun digital illustration.

9. Tahun terbit prangko

Tahun terbit menjadi penanda penting berikutnya dari sebuah prangko. Itu semata-mata untuk kepentingan praktis, yakni agar publik mengetahui kapan prangko ini diterbitkan, batas waktu berlakunya, dan kapan prangko tersebut sudah harus ditarik dari peredaran. Itu karena masa edar dan masa berlaku prangko di Indonesia telah dibatasi.

Kolektor prangko

SOBAT, keberadaan prangko memang sudah dibilang lagka. Kelangkaan inilah membuat beberapa orang rela mengoleksi prangko lo, sebutan akrabnya filateli. Di Indonesia, ada perkumpulan kolektor prangko, yakni Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) yang bisa jadi merupakan organisasi hobi tertua yang masih eksis di Indonesia karena didirikan pada 1922.

Hobi itu menjadi satu-satunya hobi yang diatur hukum lo. Bahkan, sepak bola yang konon paling digemari kebanyakan anak Indonesia pun tak diatur undang-undang nih.

Hukum itu terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos Bagian IV pasal 24. Di sana dengan jelas diterangkan tentang kegemaran mengumpulkan prangko alias filateli. Pasal yang terdiri atas tiga ayat itu juga mengisyaratkan agar pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, turut membina aktivitas hobi yang satu ini.

Boleh jadi, inilah satu-satunya hobi di Indonesia yang diatur dengan payung hukum. Pendek kata, filateli ibarat pohon yang telah memiliki akar kuat untuk tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya