Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kekurangan Gen Ini, Akibatkan Pria Mandul

Thalatie K Yani
19/4/2019 17:55
Kekurangan Gen Ini, Akibatkan Pria Mandul
gen XRCC1(dailymail)

Para ilmuan menemukan tikus jantan yang infertil kekurangan 'gen perbaikan' dan mereka berharap bisa memberikan jawaban untuk menurunkan jumlah sperma dan kualitas sperma pada manusia.

Gen XRCC1, menjadi sperma yang penting untuk dikembangkan, untuk memastikan jumlah sperma tinggi, motilitas cepat, bentuk normal, dan konsentrasi padat.

Sebelumnya belum diketahui pentingnya XRCC1 untuk kesuburan pria. Tapi studi terbaru dari Tiongkok menemukan gen ini pada tikus jantan.

Para ahli mengatakan temuan itu menjamin penelitian pada manusia, karena data menunjukkan peningkatan infertilitas pria. Sayangnya belum jelas apa penyebab kekurangan XRCC1.

"Bahkan kerusakan DNA sederhana pada sperma manusia dapat mengurangi kesuburan dan meningkatkan risiko penyakit pada keturunan," kata Aihua Gu, seorang peneliti di Laboratorium Kunci Negara di Departemen Pendidikan Sekolah Kesehatan Masyarakat di Tiongkok.

"Sekarang kita tahu XRCC1 memiliki peran penting mempertahankan spermatogenesis pada tikus, penelitian lebih lanjut seharusnya meneliti potensi terapi membalik ketidaksuburan pada pria yang disebabkan kekurangan XRCC1."

Masalah ketidaksuburan pria menarik perhatian dunia pada 2017, ketika peneliti di Israel dan Amerika mempublikasikan data tentang sperma yang mengejutkan dunia. Data tersebut mengungkapkan jumlah sperma di negara-negara barat menurun 59,3% dalam 40 tahun terakhir.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti menemukan, sejak 1973, konsentrasi sperma untuk pria barat turun lebih dari 52%, menurutn sekitar 1,4% per tahun.

Jumlah sperma secara keseluruhan turun 1,6% setiap tahun, menghasilkan penurunan kumulatif hampir 60% dalam 40 tahun terakhir.

Tahun lalu, para peneliti di Spanyol dan AS menambah bobot peringatan itu, dengan data dari dua pusat kesuburan utama antara tahun 2002 dan 2017. Mereka menemukan jumlah pria dalam kelompok mereka naik tujuh kali lipat, dari 8.000 menjadi 60.000 pada waktu itu, dengan semakin banyak yang didiagnosis dengan oligospermia, sejenis infertilitas pria.

Di antara para pria dengan masalah kesuburan, semakin banyak yang memiliki jumlah sperma yang sangat rendah sehingga berrisiko lebih tinggi untuk memerlukan IVF untuk hamil, sementara jumlah pria dengan jumlah sperma yang 'normal' menurun. Terlebih lagi, pada Juli 2017 kesuburan di AS mencapai titik terendah sepanjang masa.

Dr Thoru Pederson, kepala editor Federasi Masyarakat Amerika untuk Eksperimental Biologi (FASEB), memuji temuan XRCC1. "XRCC1 telah lama diketahui sebagai penjaga integritas genom dalam banyak jenis sel, dan studi baru ini memindahkan perannya ke dalam konteks penting spermatogenesis,' kata Dr Pederson. (Dailymail/M-3)

Baca juga : Jenggot Lebih Kotor dari Bulu Anjing

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya