Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Sapi, kambing, dan ayam adalah hewan yang umum dikonsumsi manusia untuk bertahan hidup dan memenuhi gizi harian. Namun ada hewan-hewan lain yang dikonsumsi manusia di belahan Bumi lain yang bisa dibilang aneh dari biasanya. Tindakan itu ternyata mengancam kepunahan hewan-hewan tersebut.
Seperti yang dikutip dari The Guardian, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengungkapkan kebiasaan manusia mengkonsumsi hewan yang tak sewajarnya dikonsumsi membuat sejumlah spesies berada di ujung kepunahan. Menurut David Macdonald, profesor dari Universitas Oxford akibat kebiasaan kuliner yang tak biasa tersebut, telah membuat 301 jenis mamalia daratan pada 2016 terancam punah.
Berikut 11 hewan yang memiliki resiko kepunahan paling tinggi akibat dikonsumsi manusia. Berdasarkan studi yang dilakukan David Macdonald berdasarkan panduan dari Marine Conservation Society (MCS), IUCN, dan Zoological Society of London’s (ZSL) Edge of Existence Conservation Programme. Ini ke-11 hewan itu.
1. Salamander raksasa Tiongkok
Setelah ditemukan di Tiongkok bagian tengah, barat daya, dan selatan, amfibi terbesar di dunia tersebut telah mengalami penurunan populasi alami sebesar 80% sejak 1960. Setiap individu hewan tersebut, memiliki harga masing-masig US$ 1.500 di pasar gelap. Hewan itu banyak diburu karena dinilai memiliki cita rasa yang lezat dan dipercaya berkhasiat sebagai obat.
2. Sturgeon beluga
Ikan purba berukuran super yang mencapai satu setengah ton tersebut ditemukan mulai dari wilayah Rusia tengah hingga Italia dan Iran bagian utara. Namun penangkapan berlebihan ikan tersebut demi daging dan kaviarnya telah membuat struktur habitat mereka berubah dan jangkauan wilayah berkembang biaknya terbatas. Saat ini ikan-ikan tersebut hanya ditemukan di beberapa lokasi seperti Sungai Ural, sungai Danube, Laut Kaspia, dan Laut Hitam. Harga kaviar ikan tersebut bisa mencapai ribuan poundsterling per kilogramnya. Karena harga itu ikan tersebut dieksploitasi secara berlebihan. Di dunia tercatat ada 27 species sturgeon, di mana 15 diantaranya terancam punah termasuk species Sturgeon Beluga.
3. Pangolin / Trenggiling
Sejak 2000, lebih dari satu juta trenggiling didagangkan di seluruh dunia dan menjadi yang paling tinggi. Hewan tersebut dijual demi diambil daging, darah, dan sisiknya yang dipercaya memiliki khasiat kesehatan dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok. Perdagangan hewan tersebut dipraktikan lintas benua. Kasus yang terbaru adalah ditemukan 8,3 ton sisik trenggiling. Artinya berasal dari 13.800 ekor trenggiling di Hong Kong yang akan di kirim ke Vietnam dari Nigeria. Adapula kasus ditemukannya 30 ton trenggiling hidup dan beku di Malaysia pada Februari silam.
Baca juga : Suku Ini Konon yang Terbrutal dalam Sejarah
4. Angelshark
Para peneliti menyebut ikan ini selangkah lagi berstatus punah di alam liar. Pada abad 20, jangkauan habitatnya membentang dari Norwegia, Irlandia, Maroko, dan Laut Hitam. Namun ikan tersebut telah dinyatakan punah di Laut Utara. Kepunahan ikan ini dipicu species ikan lain, penggunaan jaring trawl oleh nelayan dan tertangkap tidak sengaja.
5. Penyu softshell raksasa Yangtze
Awalnya habitat pesebaran penyu ini amat luas, yaitu di Sungai Yangtze yang membentang dari Tiongkok hingga Vietnam. Sekarang populasinya hanya ada 4 ekor yang diketahui. Penyu ini dikonsumsi demi daging dan telurnya. Empat species yang tersisa, 2 diantaranya berada di danau di Vietnam dan sisanya di sebuah penangkaran di Tiongkok. Upaya penangkaran yang dilakukan di Tiongkok untuk mengembangbiakannya sampai saat ini masih belum berhasil.
6. Gorila Dataran Rendah Timur
Jenis primata tersebut dapat ditemukan di pegunungan Republik Demokratik Kongo bagian timur, Rwanda bagian barat laut, dan Uganda bagian barat daya. Gorila ini sangat rentan terhadap perburuan untuk daging hewan liar oleh para pekerja yang tinggal di kamp penambangan ilegal. Jenis gorila ini populasinya diperkirakan menurun 77% dan tersisa 3.800 ekor di alam liar.
8. Belut Eropa
Ini adalah jenis belut misterius yang bermigrasi dari Samudera Atlantik ke sejumlah perairan segar dan pesisir untuk tumbuh, lalu kembali ke laut untuk berkembang biak. Belut tersebut telah dieksploitasi secara berlebihan sejak 1960an dan semakin mengancam jumlah populasinya.
9. Colobus merah
Christoph Schwitzer dari Bristol Zoological Society mengatakan kelompok spesies monyet tersebut adalah contoh utama primata berbadan besar yang diburu hingga punah. Habitat mereka dapat ditemukan di seluruh sub-Sahara Afrika, di mana degradasi habitat dan peningkatan akses jalan turut memicu komersialisasi perburuan daging satwa liar, dengan efek yang amat menghancurkan. Satu ekor colobus merah sudah dikhawatirkan punah, karena tidak terlihat di alam liar sejak 1978. Sementara yang baru-baru ini ditemukan, colobus merah di delta Niger, diprediksi akan menghilang dalam lima tahun ke depan.
10. Indri / Babakoto
Ini adalah jenis lemur Madagaskar. Hewan ini masuk kelompok primata yang paling terancam punah di dunia di mana 105 dari 111 spesies dan sub-spesies yang ada di negara itu terancam punah. Degradasi habitat akibat pertanian dengan cara menebang dan membakar telah lama menjadi masalah yang mengancam eksistensi hewan tersebut. Tidak hanya itu, dalan 15 tahun terakhir juga terjadi peningkatan perburuan yang mengkhawatirkan demi kepentingan komersial untuk restoran lokal.
11. Saola
Bentuk hewan ini terlihat seperti antelop, tetapi mamalia ini hidup di hutan Pegunungan Annamite di sepanjang perbatasan antara Laos dan Vietnam. Hewan ini memliki kerabat dekat dengan sapi liar dan kerbau. Sejak tahub 1990an para ilmuan Barat banyak menemukan tanduk hewan tersebut di rumah-rumah para pemburu di Vietnam. Sampai sekarang masih sedikit yang diketahui tentang hewan itu, termasuk berapa banyak yang tersisa. Daftar Edge of Existence mengatakan hanya 30 ekor yang tersisa. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved