Platform Anyar untuk Hidup Lebih 'Selo'

Hidup dengan ritme cepat dan padat menjadi masalah tersendiri. Banyak orang yang ingin mendapatkan kualitas hidup, justru malah terjebak pada rutinitas serba riuh.

Jika kondisi itu terjadi, mungkin saat yang tepat untuk menengok greatmind.id yang baru diluncurkan di Rumah Imam Bonjol Jakarta, Sabtu (30/3).

Greatmind.id merupakan sebuah platform slow content media yang berisi pemikiran para publik figur tentang pikiran, ide, aspirasi dan advokasi akan suatu topik kehidupan. Platform itu dibuat seiring dengan meningkatnya kesadaran orang akan hidup yang lebih baik. Banyak orang merasa butuh media berkualitas nan inspiratif di tengah maraknya informasi yang membanjiri laman daring.

"Kita tidak boleh membiarkan teknologi digital mengontrol kita. Kita yang harus bisa mengontrolnya," ujar Marissa Anita yang menjadi salah satu pembicara.

Kemunculan greatmind.id berawal dari pemikiran Ben Soebiakto yang didukung dewan editor yang dipimpin oleh David Irianto, Gupta Sitorus, dan Primo Rizky. Greatmind ingin memberikan pengaruh pada pembacanya.

"Kami ingin memberi pengaruh positif pada pembaca. Entah membuka perspektif mereka akan hal baru, menyikapi secara bijak naik turunnya hidup, atau sekedar mampu membuat pembaca merasa nyaman dan bersyukur akan diri mereka sendiri," kata Ben Soebiakto.

Mereka lalu menentukan kontributor dengan kriteria tertentu. Sejauh ini sudah lebih dari 250 artikel dari 100 kontributor. Para kontributor ini akan mengisi rubrikasi Self, Circle, dan Society. Ketiganya merupakan tiga pilar yang diangkat Greatmind sebagai sudut pandang yang diambil untuk menuangkan berbagai pemikiran dalam medium tulisan dan video.

"Kami mencari kontributor yang memiliki pemikiran, advokasi dan kisah inspiratif yang kuat untuk dapat dibagikan ke pembaca," tambah Gupta Sitorus.

Menurut pakar penyembuhan holistik Indonesia Reza Gunawan, konten greatmind.id banyak memberikan inspirasi dan mengingatkan pada banyak hal halus yang saat ini banyak dilupakan dalam kehidupan. "Slow adalah antidote dari kehidupan kita yang toxic," terang Reza. (M-2)