Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
Rochelle Barrett tidak pernah mempertimbangkan dirinya cantik. Guru tari berusia 30 tahun ini mengalami luka bakar tingkat 3 yang menutupi 70% tubuhnya akibat tersiram air panas saat berusia 8 bulan.
Selama remaja dia mengalami perundungan, hingga ia diperkenalkan dengan dunia tari pada usia 20. Dunia tersebut memperkenalkannya pada kontes kecantikan. "Saya menyukai semua terkait fesyen dan kecantikan. Pada 2015, saya melihat Miss Caribbean UK mencari kontestan. Saya mencoba ikut dan sempat ragu karena ada kontes bikini. Saya pikir tidak bisa, ternyata bisa saya lalui," ujarnya.
Rochelle mengaku tidak menyesal mengikuti kontes. Saat tampil di panggung dengan seluruh luka itu menjadi pengalaman yang paling indah dan membanggakan.
"Kontes itu membangun rasa percaya diri. Saya berharap sudah melakukannya dahulu. Banyak perempuan di luar sana yang tampak berbeda dan merasa tidak diterima lingkungan," ujarnya.
Keinginan Rochelle menantang persepsi ini dinilai tempat waktu. Apalagi dengan banyaknya persepsi akan kecantikan yang sempurna yang salah.
Lauren-Marie Cross, asisten ahli radiografi ini menjadi salah satu kontestan. Ia berpikir sudah saatnya perempuan sepertidirinya merayakan fesyen dan kecantikan. Perempuan berusia 22 tahun ini lahir dengan bibir sumbing.
"Anak laki-laki mengucapkan banyak hal buruk, tapi sekarang saya harus menghargai lukaku. Jika kamu mencoba menyembunyikan lukamu, berarti kamu berupaya menyembunyikan bagian dari diri sendiri," ujarnya.
Kesempatan itu berpartisipasi dalam kompetisi diambil Laura Masters, 26. Ia sendiri mengalami luka bakar akibat mantan pacar ibunya memasukannya yang kala itu berusia 1 tahun dalam bak berisi air mendidih. "Aku sering dibilang tidak bisa ambil bagian dalam kontes karena lukaku, 'tampilanmu tidak sesuai persyaratan'," ujarnya.
Dia berharap menjadi bagian dari kontes ini memberikan kesempatan untuk menyebarkan kepada dunia tentang organiasi yang memberikan rasa percaya diri baginya.
Tidak hanya mereka, Maxine Syrett yang memiliki masalah bibir sumbing yang memengaruhi pendengaran, percakapan, dan pandangannya. Dia menjalani operasi pertamanya ada usia 6 tahun dan terkahir dua tahun lalu. Ia melihat kontes itu sebagai kesempatan untuk membuat hal yang berbeda.
Masih banyak peserta lain yang ikut kontes tersebut. Semuanya berkesempatan menjadi panutan seperti saat mereka tumbuh. "Saya ingin suara kami didengar dan mengubah persepsi lingkungan tentang cacat," ujar Maxine. (Dailymail/M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved