Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Seni Tanam yang Bikin Nagih

Abdillah Marzuqi
10/3/2019 05:30
Seni Tanam yang Bikin Nagih
MI/ABDILLAH MARZUQI(MI/ABDILLAH MARZUQI)

RESTORAN di wilayah Bekasi, Jawa Barat, itu penuh pengunjung. Meja-meja penuh hingga ke bagian bawahnya.

Bukan oleh sajian makanan, melainkan tanaman-tanaman cantik dan berbagai perlengkapan berkebun. Itulah pemandangan di Tsamara Resto, Sabtu (2/3). Sekitar 25 peserta yang hadir mengikuti arahan seorang pria untuk memotong bagian dari tanaman induk lalu menanamnya di pot baru. Sama seperti jenis tanaman induk yang digunakan, media tanam puun tersedia dalam berbagai jenis. Ada cocopeat, sekam bakar, metan-sp, andam, perlite, dan pasir malang.

Kelas bernama Delfawood Ajar Tanam itu digelar Delfawood yang juga dikenal sebagai penjual daring tanaman hias. Pesertanya didominasi pehobi tanaman hias. Meski hanya untuk kesenangan pribadi, mereka tampak
menjalani hobi dengan serius. Perlengkapan yang dimiliki tidak kalah dengan para pebisnis tanaman.

Beberapa peserta mengaku totalitas di hobi tanaman hias karena sensasinya yang mengasyikkan. “Seperti ketagihan. Apalagi ketika berhasil dengan satu jenis tanaman, maka ingin bermain dengan jenis yang lain lagi. Kalau sudah cinta sama tanaman kayak nagih,” kata Dwi Zesa Nurina, salah satu peserta.

Perempuan berusia 33 tahun itu mengaku sebelumnya mengalami kegagalan dalam merawat tanaman. Saat pertama memiliki Peperomia, misalnya, ia memberi air terlalu banyak. Nyatanya jenis tanaman asal Brasil itu tidak terlalu suka dengan kadar air yang banyak. “Lewat kelas belajar, saya jadi tahu setiap tanaman punya karakter sendiri,” terang Zesa yang mengaku sudah dua kali mengikuti kelas Delfawood Ajar Tanam.

Hal serupa diakui Tuty Hikmawati. Ia mengikuti kelas karena ingin memperbanyak peperomia. Selain mendapat ilmu baru, mengikuti kelas juga mendapat manfaat lain, yakni bertemu dengan sesama pencinta tanaman hias. Dari jejaring pertemanan itulah, mereka biasanya bertukar tanaman hias.

“Kita saling tukar koleksi. Jadi menghemat pengeluaran juga sih kalau aku rasa gitu. Demi hobi,” ujar Zesa. 

Siap jual

Dalam kelas itu tidak hanya diajarkan tentang perawatan, tetapi juga semua proses tanaman. Ternyata tanaman membutuhkan proses panjang, dari menyiapkan media tanam, membibitkan, cara perawatan, hingga tanaman tumbuh dengan baik dan siap jual.

Kelas ajar Delfawood itu sudah memasuki penyelenggaraan kelima. Anjar, pemilik Delfawood sekaligus pengajar, mengungkapkan jika kelas itu dibuat karena permintaan para pencinta tanaman.

Menurut Anjar biasanya peserta yang masih mula mengenal tanaman hias akan lebih tertarik pada cara perawatan. Setelah itu keingintahuan mereka akan berkembang hingga ke niatan untuk memperbanyak tanaman hias tersebut.

 “Kalau tanaman hias sendiri itu aku belum lama, baru sekitar 4 tahunan suka banget sama tanaman. Tapi kalau bisnisnya sendiri ini, kan saya udah masuk ke jalur bisnis ini, baru sekitar 2 tahun setengah sih mulai di bisnis online tanaman,” tambah Anjar. 

Sampai saat ini, Anjar hanya mengadakan kelas di sekitaran Jakarta. Permintaan untuk mengadakan kelas di luar kota juga berdatangan, tetapi Anjar masih menahan diri untuk memenuhinya. Banyak persiapan yang harus dilakukan. Untuk sebuah kelas, Anjar harus memboyong banyak alat dan bahan. Hal itu menjadi pertimbangan tersendiri baginya.

“Permintaan sih sudah lumayan banyak yang masuk dari luar. Sebetulnya saya ingin di luar kota, cuma masih ada kendala. Saya kan harus bawa banyak alat dan bahan,” ujar Anjar.

Kelas yang diselenggarakan juga mempunyai tema masing-masing. Hal itu dilakukan agar peserta tidak gampang bosan dan selalu mendapat pengetahuan baru. Seperti saat itu yang sedang dibahas ialah peperomia. Bisnis tanaman hias pun diakui Anjar sangat menjanjikan. Setiap minggu setidaknya ia harus menyediakan 500 tanaman hias. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya