Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
MESKI seharusnya dihela menggunakan kaki, kick stater motor itu ia hela menggunakan tangan. Hanya butuh sekali usaha, motor sudah langsung hidup dengan suara nyaring.
Leonard Yoriko pun tersenyum bangga akan aksi yang diperlihatkan kepada Media Indonesia, Kamis (24/1). Menyalakan kick stater menggunakan tangan memang salah satu penanda untuk kondisi motor yang prima. Terlebih, ketika dilakukan pada Suzuki Stinger 125. Motor keluaran era 1960-an hingga 1970-an itu dikenal sebagai salah satu motor yang paling sulit ditemui dalam keadaan prima.
“Jangankan suku cadang kualitas dua, yang orisinal pun susah didapat,” tukas Yoriko atau yang akrab di sapa Iko. Ia merupakan segelintir orang penggemar Stinger 125 dan yang berhasil merestorasi kembali.
Namun, ia memang bukan sekadar penggemar motor zadul biasa. Tempat pertemuan kami hari itu pun sudah cukup berbicara soal keseriusan Iko dalam merestorasi motor zadul.
Tempat yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, itu bernama Motovation Garage, sebuah bengkel spesialis motor zadul. Kata motovation menyuratkan pula karier Iko sebelum berkecimpung di dunia motor lawas.
“Karena saya sendiri profesi asli pembicara untuk seminar-seminar motivasi. Karena saya di motivasi, enggak bisa dimungkiri hobi saya suka motor zadul. Akhirnya, gimana caranya menggabungkan motor sama motivasi. Maka muncul namanya motovation,” terang Iko.
Ide bengkel itu muncul pada 2012 dan dua tahun setelahnya ia mulai serius membuka bengkel motor zadul. Kecintaannya pada Suzuki Stinger 125 berasal dari bentuk motor yang sangat unik.
Sekilas memandang motor itu, bentuk tangki yang tidak biasa langsung mencuri perhatian. Keunikan lainnya ialah knalpot yang berjumlah dua buah. Knalpot itu masing-masing berada di kanan dan kiri bagian motor dan berada di atas mesin.
Diperhatikan lebih jauh, keunikan motor itu tidak juga habis. Kick stater-nya berada di kiri motor, kemudian lampunya berbentuk bulat, bulat, setang fatbar, dan jok rata. Ciri model lampu, setang, dan jok ini juga yang kerap menjadi kekhasan motor gaya scrambler.
Berburu suku cadang.
Menurut Iko, bagian paling susah dicari dari Suzuki Stinger miliknya ialah karburator. Alat pengapian itu tidak bisa diganti dengan karburator jenis lain karena memakai karburator ganda yang dipasang vertikal. Jauh berbeda dengan motor saat ini yang single karburatornya horizontal, bahkan ia sempat berburu sampai ke Jawa Timur. Iko akhirnya menemukan karburator itu di antara 7 karung rongsokan motor.
Usahanya membuahkan hasil, setelah beberapa bulan berkutat. Suzuki Stinger pun bisa jalan dengan suku cadang asli. Memang sedikit penghobi yang bisa mengoleksi Suzuki Stinger dalam kondisi prima secara mesin, tampilan, dan surat administrasi. Harganya pun melonjak.
“Dulu, saya beli ditambah restorasinya Rp16 juta, itu 2014. 2018 sudah sampai berkali lipat,” ujar Iko.
Cerita yang sama pun didapati Toto Widjajanto. Ia mengaku, menggilai Suzuki Stinger karena wujudnya yang unik. Ia terpukau dengan tangki Stinger.
“Karena bentuknya unik, tangkinya scrambler,” ujar Toto.
Toto harus mengurungkan niatnya untuk memiliki Suzuki Stinger dalam kondisi prima sebab harganya telah melambung jauh.
“Ternyata langka banget itu di Indonesia. Rp150 juta belum lelang,” ujar Toto.
Akhirnya, Toto berhasil mendapat motor idaman itu di wilayah Sumenep, Madura, pada 2018. Saat itu, ia hanya melihat lewat kiriman video, lalu memutuskan untuk membeli Stinger keluaran 1969 itu lengkap bersama surat administrai. Meski telah mendapati keinginannya terpenuhi, Toto masih harus berjibaku dengan suku cadang. Ternyata motor itu bisa berjalan dengan banyak onderdil tidak orisinal.
“Hanya banyak yang belum ori, meski hidup,” ujar Toto.
Proses restorasi penuh tantangan juga dialami pembawa acara The Comment di Net TV, Imam Darto. Awal kesukaannya dengan Stinger ketika melihat satu motor custom yang memakai tangki Suzuki Stinger.
“Tangkinya unik. Habis itu cuma dengar sekilas ini namanya tangkinya Suzuki Semprang nih (sebutan untuk Stinger),” ujar Darto.
Setelah lama mencari, akhirnya Darto mendapat barang impiannya itu pada 2018. Suatu ketika ia bisa mendapat akses pada seorang kolektor asal Medan yang sedang menjual barang koleksinya. Salah satunya Stinger warna kuning dijual seharga Rp18 juta dengan surat mati.
“Itu 1976 kalau enggak salah,” terang Darto yang kerap mengunggah soal motor kebanggaannya itu di akun Instagram, @imamdarto.
Kini, setelah Stinger berhasil direstorasi, Darto pun mengaku tidak hendak menjual Stinger-nya. Meski harga di e-commerce luar negeri (ebay) sampai diharga 1.000 dolar. Melihat harga segitu, Darto tidak tergoda. Stinger itu tidak akan dijual.
“Oh, tentu tidak. Perjalanannya sudah lumayan ada sejarah,” pungkas pria yang melejit sebagai penyiar radio ini. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved