Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
TIDAK hanya bermain dan mengagumi koleksi bonekanya, tetapi Pramudita Puspita juga kerap memainkan alat riasnya pada mereka. Bukan untuk membuat boneka-boneka itu jadi cantik, justru sebaliknya.
Bermodalkan pensil, kuas, dan cat, Dita merias boneka yang tadinya cantik menjadi menyeramkan dengan luka-luka. "Bahkan, dari total boneka koleksi saya, 20%-nya hasil dandanan saya sendiri," tutur Dita.
Ia juga pernah membuat karakter boneka seram sendiri yang ia namakan Elis.
Dita tidak sembarang mendandani karakter boneka. Ia menyesuaikan dengan karakter awal dari boneka yang didandani. Ia hanya menambah efek untuk menambah kesan seram.
"Paling tambah efek saja. Kan aslinya kayak gini. Kita tambahin efek saja, paling tetes-tetes darah. Soalnya di filmnya kan juga ada sedikit pembunuhan. Jadi, masih masuk ke filmnya," terang Dita ketika mendandani boneka yang muncul dalam film hallowen Horror Nihgt: Trick ‘r Treat.
Selain mendandani dari awal, Dita biasanya juga membuat penyesuain dari boneka yang sudah jadi.
Biasanya ia melihat dahulu tingkat keseraman boneka. Jika dirasa belum cukup seram, ia pun menambah riasan dan bermain warna.
"Lipstik sama baju sih, rambut juga sih. Kalau dari sana sudah cocok sama outfit-nya, ya sudah tidak diapa-apakan lagi. Cuma kalau misalnya kurang apa? Sama aku ditambahin," ujarnya.
Meski demikian, Dita mengaku punya standar seram terdiri. "Seram tapi bukan sadis. Kalau yang sadis aku takut, gak berani," tukasnya seraya menambahkan juga tidak menyukai boneka yang termutilasi.
Beberapa film dengan nuansa sadis pun sengaja tak ditengoknya. Bagi Dita, batasan sadis ialah darah yang kelewat banyak. Potong tubuh dengan darah bercucuran.
"Meskipun suka yang seram, tapi gak berani nonton," tambahnya sambil mencontohkan film Saw. Sampai saat ini, 15 boneka hasil dandanan Dita diadopsi orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved